Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain India, Pabrik Gula Juga Impor dari Thailand dan Australia

Pabrik gula tak hanya mengandalkan pengiriman dari India yang tengah memberlakukan karantina wilayah.
Karyawan bekerja di dalam gudang penyimpanan stok gula pasir milik PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar, Jawa Timur, Senin (9/3/2020). Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menyatakan harga gula secara nasional berangsur naik hingga mencapai Rp16.550 per kilogram sejak Jumat (6/3/2020) kemarin, dari harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Irfan Anshori
Karyawan bekerja di dalam gudang penyimpanan stok gula pasir milik PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar, Jawa Timur, Senin (9/3/2020). Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menyatakan harga gula secara nasional berangsur naik hingga mencapai Rp16.550 per kilogram sejak Jumat (6/3/2020) kemarin, dari harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Irfan Anshori

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrik gula yang mendapat penugasan impor gula mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) konsumsi menyatakan bahwa kegiatan importasi sejauh ini berjalan lancar.

Pasokan pun disebut tak hanya mengandalkan pengiriman dari India yang tengah memberlakukan karantina wilayah.

"Saat ini tidak ada masalah dengan realisasi impor. Kami ambil dari India, Australia, dan Thailand," kata perwakilan PT Kebun Tebu Mas (KTM), Adi Prasongko kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020).

PT KTM tercatat telah merealisasikan importasi gula mentah sebanyak 87.140 ton selama periode Oktober 2019 sampai April 2020. Perusahaan yang memiliki pabrik gula di Lamongan, Jawa Timur tersebut kembali mendapat persetujuan impor (PI) dengan volume 65.000 ton untuk importasi sampai Juni mendatang.

Adi menjelaskan bahwa gula pasir yang dihasilkan dari GM impor didistribusikan untuk wilayah Jawa Timur. Pasokan gula disebutnya menyasar baik pasar tradisional maupun ritel modern.

Mengenai tambahan alokasi impor yang diterima perusahaan, Adi memastikan bahwa hal tersebut tidak akan memengaruhi penyerapan tebu petani. Dia memperkirakan masa giling bakal dimulai pada Juni mendatang selepas Idulfitri.

"Walaupun ada impor gula mentah, kami akan tetap menyerap tebu petani sebanyak-banyaknya. Mulai giling perkiraan Juni setelah Hari Raya, pada saat tebu siap panen," ujarnya.

Selain PT KTM, penugasan impor GM pun diberikan pemerintah terhadap perusahaan pelat merah PT Perkebunan Nusantara X. Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo menyatakan total volume yang diterima perusahaan berjumlah 27.660 ton.

Kendati demikian, Dwi belum bisa memeberi jawaban negara mana yang akan memasok bahan baku gula pasir tersebut.

"Akan saya infokan lagi nanti, ya," ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper