Bisnis.com, JAKARTA – Pabrik gula yang mendapat penugasan impor gula mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) konsumsi menyatakan bahwa kegiatan importasi sejauh ini berjalan lancar.
Pasokan pun disebut tak hanya mengandalkan pengiriman dari India yang tengah memberlakukan karantina wilayah.
"Saat ini tidak ada masalah dengan realisasi impor. Kami ambil dari India, Australia, dan Thailand," kata perwakilan PT Kebun Tebu Mas (KTM), Adi Prasongko kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020).
PT KTM tercatat telah merealisasikan importasi gula mentah sebanyak 87.140 ton selama periode Oktober 2019 sampai April 2020. Perusahaan yang memiliki pabrik gula di Lamongan, Jawa Timur tersebut kembali mendapat persetujuan impor (PI) dengan volume 65.000 ton untuk importasi sampai Juni mendatang.
Adi menjelaskan bahwa gula pasir yang dihasilkan dari GM impor didistribusikan untuk wilayah Jawa Timur. Pasokan gula disebutnya menyasar baik pasar tradisional maupun ritel modern.
Mengenai tambahan alokasi impor yang diterima perusahaan, Adi memastikan bahwa hal tersebut tidak akan memengaruhi penyerapan tebu petani. Dia memperkirakan masa giling bakal dimulai pada Juni mendatang selepas Idulfitri.
"Walaupun ada impor gula mentah, kami akan tetap menyerap tebu petani sebanyak-banyaknya. Mulai giling perkiraan Juni setelah Hari Raya, pada saat tebu siap panen," ujarnya.
Selain PT KTM, penugasan impor GM pun diberikan pemerintah terhadap perusahaan pelat merah PT Perkebunan Nusantara X. Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo menyatakan total volume yang diterima perusahaan berjumlah 27.660 ton.
Kendati demikian, Dwi belum bisa memeberi jawaban negara mana yang akan memasok bahan baku gula pasir tersebut.
"Akan saya infokan lagi nanti, ya," ujar Dwi.