Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sarinah Siasati Dampak Covid-19 dengan Siasad

PT Sarinah (Persero) memanfaatkan Sarinah Shopping Assistant and Delivery (Siasad) untuk menyiasati dampak penutupan toko dan working from home guna menjaga penjualan di masa pandemi Covid-19.
Di antara berbagai bidang usaha yang dirambah Sarinah, usaha ritel dan pusat perbelanjaan merupakan jantung operasi perusahaan. Sarinah dikenal sebagai kurator yang sukses menghimpun koleksi produk berkualitas dan memiliki ciri khas tersendiri. -Sarinah.
Di antara berbagai bidang usaha yang dirambah Sarinah, usaha ritel dan pusat perbelanjaan merupakan jantung operasi perusahaan. Sarinah dikenal sebagai kurator yang sukses menghimpun koleksi produk berkualitas dan memiliki ciri khas tersendiri. -Sarinah.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarinah (Persero) memanfaatkan Sarinah Shopping Assistant and Delivery (Siasad) untuk menyiasati dampak penutupan toko dan working from home guna menjaga penjualan di masa pandemi Covid-19.

Direktur Ritel PT Sarinah (Persero) Lies Permana Lestari menyatakan pada suasana pandemi Covid-19 ini memberi dampak yang cukup besar terhadap Sarinah. Pasalnya, perseroan harus menutup toko-toko demi mencegah penyebaran virus Covid-19 ini.

“Melalui Siasad kami tetap produktif dan menjaga adanya penjualan pada masa pandemi Covid-19 saat ini,” kata Lies kepada Bisnis, baru-baru ini. Siasad adalah metode digital marketing yang dijalankan oleh generasi milenial dalam Sarinah.

Untuk tetap menggenjot penjualan, Sarinah makin fokus dalam menjual produk-produk yang mempunyai permintaan kuat saat ini. Sarinah menggalakkan pula penjualan melalui media online dengan memaksimalkan tenaga sales assistant yang sedang working from home.

“Untuk ke depannya Sarinah akan lebih meningkatkan dan mengoptimalkan penjualan dan promosi melalui media online atau digital,” sambungnya.
Ancaman keterpurukan ritel akibat Covid-19 dinilai bisa jadi peluang jika strategi marketing dikelola dengan baik mendorong konsumen dan karyawan tetap aktif meski working from home.

Clara Moningka dari Universitas Pembangunan Jaya dalam Jurnal Ilmiah Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara dengan karya berjudul Serba Panik Karena Corona: Perubahan Perilaku Belanja membenarkan, masa karantina mengubah pola perilaku berbelanja.

Menurutnya, panic buying hanyalah tahap awal masyarakat merespon pandemi ini. Selanjutnya, kecemasan karena virus ini yang menyebar dengan cepat membuat orang membeli sesuatu yang membuat mereka merasa aman, termasuk memilih cara aman untuk berbelanja secara daring.

Alhasil, strategi marketing selama masa pandemi tentu membutuhkan pendekatan berbeda. “Orang juga menjadi cemas ketika memilih barang. Bisa saja mereka memilih produk yang lebih mahal karena merasa lebih ampuh dalam melindungi,” tutur Clara dikutip Sabtu (11/4/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper