Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Terbitkan Surat Utang 50 Tahun, Politisi PDI Perjuangan Ingatkan Beban Bunga

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan emisi tahap pertama surat utang pandemic bond Indonesia akan terdiri atas tiga seri. Yakni bertenor 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menunjukan bukti pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Keuangan Sri Mulyani menunjukan bukti pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi senior PDI Perjuangan mengingatkan pemerintah bahwa dunia saat ini sedang berebut likuiditas untuk menjaga ekonomi dari tekanan virus corona atau Covid-19. Meski begitu beban bunga yang harus ditanggung negara harus jadi perhatian.

Hendrawan Supratikno, Anggota Komisi XI dari PDI Perjuangan mengingatkan saat ini seluruh negara di dunia berburu investor untuk menambal likuiditas masing-masing. Akibatnya, tawaran suku bunga tinggi akan menjadi strategi yang umum digunakan.

"Laporan Menkeu, dengan bunga 4,5 persen ternyata dinilai cukup menarik. Bunga tersebut masuk kategori tinggi disaat rata-rata bunga acuan saat sekarang yang rata-rata hanya sekitar 2 persen untuk tenor panjang.," kata Hendrawan, Rabu (8/4/2020).

Dalam jadwal yang diterbitkan pemerintah, surat utang global ini akan diterbitkan pada 15 April 2020. Surat utang yang dicatatkan di New York, Amerika Serikat itu saat ini sudah melewati masa pembayaran. Disebutkan pembayaran dilakukan pada 7 April waktu setempat, atau masih 6 April di Tanah Air.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, menyebutkan dalam emisi tahap pertama, pandemic bond Indonesia akan terdiri atas tiga seri. Pertama, senilai US$1,65 miliar bertenor 10,5 tahun atau jatuh tempo 15 Oktober 2030 dengan yield atau imbal hasil 3,90 persen.

Kedua, senilai US$1,65 miliar bertenor 30,5 tahun atau jatuh tempo 17 Oktober 2050 dengan yield atau imbal hasil 4,25 persen. Ketiga, senilai US$1 miliar bertenor 50 tahun atau jatuh tempo 15 April 2070 dengan yield atau imbal hasil 4,50 persen.

Menurutnya penerbitan global bond itu merupakan nominal terbesar yang pernah dilakukan. Di sisi lain, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang melakukan penerbitan global bond setelah adanya wabah Corona.

"Ini merupakan global bond terbesar yang pernah diterbitkan Indonesia. Selain itu, ini menjadi global bond pertama di Asia yang berhasil diterbitkan sejak terjadi pandemi pada Februari 2020," paparnya, Selasa (7/4/2020).

Disebitkan penerbitan global bond bertujuan menjaga pembiayaan secara aman dan menambah cadangan devisa bagi Bank Indonesia. Pemanfaatan penerbitan ini adalah sangat positif di tengah turbulensi pasar keuangan global.

Sri Mulyani menambahkan penerbitan dilakukan secara elektronik tanpa pertemuan fisik dan roadshow dilakukan tanpa tatap muka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper