Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti di seluruh India telah diminta untuk memastikan para pekerjanya dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari meskipun proses pembangunan tertunda karena pemberlakuan kebijakan lockdown untuk memerangi wabah virus corona.
Pengembang seperti The Hiranandani Group sudah memastikan 4.000 pekerjanya di seluruh proyek bisa tetap makan makanan sehat selama 15 hari ke depan. Oberoi Realty Ltd. juga masih terus melakukan pembayaran upah kepada para pekerjanya.
VP Confederation of Real Estate Developers’ Associations of India Boman Irani mengatakan bahwa sejumlah perusahaan konstruksi besar seperti Larsen & Toubro Ltd. dan Shapoorji Pallonji Group juga telah diminta untuk memastikan kesejahteraan para pekerjanya.
“Semua pengembang properti di sini mencoba untuk tetap menjadikan para pekerjanya sebagai prioritas utama. Kami juga telah melakukan sanitasi di proyek yang ada dan menyediakan sabun dan hand sanitizer kepada para pekerja sebagai pelindung diri,” ungkap Niranjan Hiranandani, President of National Real Estate Development Council seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).
Sektor konstruksi di India merupakan salah satu penyumbang serapan tenaga kerja terbesar lantaran mempekerjakan banyak orang dengan bayaran harian secara tunai. Para pekerja tersebut umumnya tinggal di proyek, bahkan juga bersama keluarganya.
Golongan pekerja tersebut masuk ke dalam golongan informal dan sangat rentan terhadap kondisi ekonomi di tengah keadaan seperti sekarang ini.
Baca Juga
Hirandani menambahkan bahwa belum ada keterangan pasti terkait bagaimana perusahaan tersebut akan menyediakan makanan dan upah kepada para pekerjanya.
Pengembang di India memperkirakan penghentian pengerjaan konstruksi akan mempengaruhi penjualannya pada kuartal ini. Hal itu akan memperburuk proyeksi kinerja sektor properti yang sebelumnya sudah tertekan oleh sejumlah aturan pemerintah.
Namun, Hiranandani mengatakan, sektor properti Inda sudah mendapat sejumlah relaksasi, seperti perizinan untuk melakukan penundaan pembayaran pinjaman, kesempatan untuk restruktur utang, dan pemangkasan suku bunga acuan yang cukup besar.
“Saya yakin akan ada penundaan penjualan. Tapi, properti bukan komoditas yang mudah rusak, jadi kami tidak kehilangan apapun. Pembelian akan kembali kalaiu kondisi sudah kembali normal,” ungkap Vikas Oberoi, Oberoi Realty Chairman.