Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan buka seluruh opsi sumber pembiayaan agar di tengah wabah Covid-19.
Seperti diketahui, kebutuhan pembiayaan yang meningkat timbul karena tertekannya penerimaan akibat wabah Covid-19 mengharuskan pemerintah untuk lebih kreatif mencari sumber pembiayaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini pihaknya terbuka untuk memenuhi pembiayaan baik menggunakan cara konvensional maupun nonkonvensional.
"Kemungkinan pembiayaan nonkonvensional yang mengharuskan adanya landasan hukum baru, ini termasuk kajian kita. Ini akan kami sampaikan ke presiden," kata Sri Mulyani, Selasa (24/3/2020).
Pada intinya, Kementerian Keuangan mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat dengan biaya seminimal mungkin.
Sri Mulyani mengatakan saat ini pihaknya sudah membuka komunikasi dengan lembaga internasional antara lain IMF, World Bank, dan ADB untuk mengakses pinjaman multilateral.
Pinjaman bilateral dari negara mitra pun turut dipertimbangkan. "Kita juga belajar dari negara lain terkait cara mereka memenuhi pembiayaan yang timbul akibat defisit besar," kata Sri Mulyani.
Per Februari 2020, realisasi pembiayaan utang per Februari 2020 masih mencapai Rp115,6 triliun atau 32,8% dari target APBN 2020 sebesar Rp351,9 triliun.
DIbandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pembiayaan utang kala itu tercatat sudah mencapau Rp199,5 triliun atau 55,5% dari target APBN 2019 yang mencapai Rp359,3 triliun. Dengan ini, realisasi pembiayaan utang per Februari 2020 tercatat terkontraksi -42,1persen (yoy).
Jumlah sisa lebih pembiayaan anggaran per Februari 2020 hanya sebesar Rp50,1 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan Februari 2019 lalu dimana sisa lebih pembiayaan anggaran mencapai Rp144,3 triliun.