Bisnis.com, JAKARTA - Mengikuti langkah maskapai global lainnya, Singapore Airlines Ltd. memangkas 96 persen kapasitas angkutnya hingga akhir April 2020.
Perusahaan dan dua anak usahanya akan melakukan grounded terhadap 185 unit pesawatnya dari total 196 unit pesawat yang dioperasikan. Pesawat yang dikandangkan a.l. Airbus SE A380 dan Boeing 787.
Dikutip dari Bloomberg, Singapore Airlines tengah dalam pembicaraan untuk menunda pengiriman pesawat baru dan tengah mempertimbangkan untuk melakukan pemangkasan gaji.
"Maskapai mengambil aksi ini di tengah tantangan besar yang pernah dihadapi SIA Group," ujar pernyataan resmi perusahaan.
Hingga saat ini, perusahaan masih belum dapat meyakinkan kapan SIA Group akan kembali beroperasi secara normal. "Karena ketidakpastian kapan kontrol perbatasan akan ditiadakan."
Banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia telah mengurangi kapasitas angkut hingga mencapai 90% karena infeksi virus Corona melonjak melewati 300.000 dan kematian mendekati 15.000.
Baca Juga
Beberapa negara dan kota-kota melakukan lockdown dalam upaya untuk menahan wabah, menghentikan banyak transportasi global. Industri perjalanan membutuhkan bantuan pemerintah dan langkah-langkah bailout sebesar US$200 miliar. Menurut IATA (International Air Transport Association), langkah itu dilakukan untuk bertahan dari krisis.
Singapore Airlines mengatakan perusahaan sedang berdiskusi dengan lembaga keuangan mengenai kebutuhan pendanaan di masa depan dan telah menggunakan jalur kredit untuk memenuhi persyaratan arus kas langsung.
Saham Singapore Airlines jatuh sebanyak 8,6%, penurunan dalam perdagangan intraday terbesar sejak 2011. Sahamnya diperdagangkan turun 8,3% pada 10:08 waktu Singapura. Saham telah menurun 39% tahun ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan penurunan 30% dalam benchmark Straits Times Index.
CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong telah memangkas 15 persen gajinya mulai bulan ini. Sementara itu, karyawan level manajer senior dan anggota direksi juga terpaksa dipangkas gajinya. Bahkan, menurut Bloomberg, karyawan ditawarkan cuti tanpa gaji.