Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan ekonom menilai langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberlakukan perluasan pembatasan mobilitas serta imbauan bekerja dari rumah untuk menekan penyebaran Covid-19 merupakan langkah krusial demi mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar.
Ekonom CORE Mohammad Faisal mengatakan kebijakan tersebut diimplementasikan secara ketat, dampak ekonomi di Jakarta akan terasa cukup signifikan bagi sejumlah sektor. Terutama pada sektor yang memerlukan mobilitas untuk tetapi tumbuh.
Kendati demikian, keberhasilan dalam mencegah penyebaran Covid-19 dalam waktu dua pekan ini akan menjadi kunci pada perekonomian jangka panjang.
"Kalau seandainya [kebijakan] dilakukan setegas dan secepat mungkin dalam dua minggu, maka persebaran virus akan bisa lebih dikendalikan. Perekonomian akan menurun secara signifikan meski ada sejumlah sektor yang masih bergerak. Tetapi ini penting untuk mencegah dampak ekonomi yang lebih besar," kata Faisal kepada Bisnis, Minggu (23/3/2020).
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal memperkirakan sektor keuangan bakal tetap bergerak meski ada aturan pembatasan jumlah karyawan yang bekerja di kantor. Di sisi lain, pasar pun disebutnya bakal bereaksi dengan kebijakan pemerintah yang sifatnya mitigasi dalam penanganan Covid-19.
"Jika melihat Jakarta sebagai pusat penyebaran virus di Indonesia, langkah yang dilakukan pemerintah seharusnya mendapat respons yang positif dari pasar," ujar Fithra saat dihubungi.
Baca Juga
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengemukakan dampak ekonomi dari semi-lockdown bisa dipacu oleh sejumlah faktor, mulai dari aktivitas kegiatan ekonomi yang menjadi minim, sampai kepanikan pasar dari sisi lonjakan permintaan dan berkurangnya pasokan.
Menurutnya, kebijakan perekonomian Indonesia saat ini lebih mengarah pada langkah yang bersifat defensif demi mencegah terpuruknya ekonomi alih-alih ekspansif. Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah perlu segera memperkuat sektor kesehatan dan mempercepat tes massal agar transmisi virus bisa dikendalikan sehingga dampak pada perekonomian turut bisa ditekan.
Di sisi lain, dia mengemukakan perlu adanya percepatan proses dan komunikasi kebijakan nonfiskal dan insentif bagi sektor usaha yang terus terdampak virus corona dan semi-lockdown.
"Langkah tersebut dapat mencakup restrukturisasi hutang, kebijakan makroprudensial agar bank dapat menyediakan akses pinjaman modal lebih mudah bagi para pengusaha, dan intervensi pasar finansial agar suku bunga kredit usaha menurun secara signifikan," kata Shinta.