Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom UNS: Nilai Tukar Rupiah Anjlok Akibat Covid-19

Nilai rupiah saat ini sudah menyentuh angka Rp16.000, dan menjadi yang terlemah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Riwi Sumantya menyoroti lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, sebagai akibat pandemi Covid-19.

Nilai rupiah saat ini sudah menyentuh angka Rp16.000, dan menjadi yang terlemah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Riwi mengungkapkan  pelemahan rupiah tentu membawa banyak dampak terhadap roda perekonomian di Indonesia.

“Jika bahan baku atau barang yang didapat merupakan impor, maka akan berdampak pada harga jual. Berarti untuk menutup biaya produksi, maka harga jualnya harus naik. Ketika naik, apakah daya beli masyarakat ada? Jika daya beli masyarakat rendah atau bahkan tidak ada, maka barang tersebut tidak laku. Inilah yang akan mempengaruhi pergerakan ekonomi kita,” ujar Riwi lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (21/3/2020).

Selain itu, akan banyak sektor – sektor yang rugi. Salah satunya sektor yang umumnya menggantungkan bahan baku dari luar negeri, seperti industri manufaktur, sektor farmasi, dan sektor pakan ternak.

Di lain sisi, ada pihak yang juga diuntungkan, misalnya industri mebel dan batu bara yang melakukan ekspor ke luar negeri, dan membuat pendapatan mereka meningkat.

“Apabila keadaan Indonesia masih seperti ini, Covid-19 belum segera teratasi saya memprediksikan bahwa nilai rupiah bisa melebihi angka Rp16.000 dan itu sudah terbukti hari ini.” Tambah Riwi.

Melihat hal tersebut, Riwi pun berpesan kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi spekulasi gila – gilaan seperti panic buying dan panic selling, agar nilai tukar rupiah tidak semakin merosot.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Devi Sri Mulyani
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper