Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding BUMN Farmasi: Bahan Baku Aman Sampai Akhir Tahun

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Larangan Sementara Ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri dan Masker yang diundangkan pada 17 Maret 2020 tidak akan memengaruhi kinerja holding BUMN farmasi.
Pedagang obat melayani pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang obat melayani pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Induk usaha BUMN Farmasi memastikan ketersediaan stok bahan baku di tengah wabah covid-19 saat ini sudah aman sampai akhir tahun.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan stok bahan baku produksi untuk sepanjang tahun ini sudah dipesan sejak tahun lalu.

Alhasil, baik Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma sebagai anggota holding tidak memerlukan pemesanan baru dari negara alternatif.

"Sampai saat ini 60 persen bahan baku kami dari China tetapi untuk grup holding, overall kami masih aman sampai dengan akhir tahun," katanya kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).

Sisi lain, Honesti memastikan terkait Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Larangan Sementara Ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri dan Masker yang diundangkan pada 17 Maret 2020 tidak akan memengaruhi kinerja holding BUMN farmasi.

"Kami tidak membuat masker jadi tidak pernah ekspor, kami juga tidak ada ekspor alat kesehatan lainnya," ujar Honesti.

Adapun terkait bahan baku, Honesti pernah memproyeksi dengan adanya grup holding BUMN farmasi ini akan membantu menekan bahan baku farmasi hingga 15 persen pada tahun ini.

Saat ini, bahan baku farmasi atau pembuatan obat 90 persen masih dipenuhi melalui impor. Dengan penguatan perusahaan farmasi Tanah Air salah satunya melalui holding maka upaya penekanan impor akan terjadi.

"Saat ini Kimia Farma sudah memiliki anak usaha yang fokus pengembangan bahan baku untuk industri farmasi, memang masih lebih banyak untuk kosmertik tetapi obat sudah ada dan akan terus ditambah. Jadi paling tidak sampai 2021 impor akan ditekan sampai 75 persen," katanya.

Honesti mengemukakan untuk mencapai kemandirian maksimal memang cukup sulit karena ada industri kimia dasar. Jadi, kuncinya perbaikan hulu kimia dasar dilakukan.

Dia memastikan terbentuknya Holding BUMN Farmasi ini akan mendukung hilirisasi produk Kimia Farma, Bio Farma dan Indofarma. Apalagi, saat ini Kimia Farma memiliki rantai bisnis dari hulu ke hilir seperti retail farmasi, distribusi, laboratorium diagnostik, dan klinik kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper