Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) pada tahun ini diproyeksikan melemah pada tahun ini seiring dengan melemahnya permintaan minyak global.
Berdasarkan laporan Tim Harga Minyak Indonesia, hasil formula Indonesian crude price (ICP) pada Februari 2020 mencapai US$56,61 per barel, nilai tersebut tercatat melemah US$8,77 per barel jika dibandingkan dengan ICP pada Januari 2020 US$65,38 per barel.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi berpendapat, penurunan ICP pada Februari menimbang faktor harga minyak dunia yang cenderung turun.
“Diproyeksikan sampai dengan Juni akan kembali turun seiring dengan penurunan harga minyak hingga bisa mencapai pada kisaran $58 per barel. Faktor Virus Corona ikut kontribusi dalam penurunan harga minyak dunia, yang menjadi dasar penetapan ICP,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (6/3/2020).
Menurut Fahmy, permintaan dunia untuk minyak saat ini cenderung turun, sedangkan volume pasokan minyak dunia tetap tidak berkurang, sehingga menyebabkan harga minyak turun. Selain itu, tidak terjadinya ketegangan di Timur Tengah membuat pasokan minyak dunia pada kondisi yang stabil.
Adapun dengan kondisi tersebut, konsekuensinya adalah para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berpotensi mendapatkan profit yang lebih rendah.
Baca Juga
“Kalau penyebabnya over supply minyak global merupakan variable uncontrollable oleh KKKS dan SKK Migas. Untuk mempertahan margin, KKKS harus meningkatkan efsiensi agar opex dapat diturunkan,” jelasnya.
Senada, Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengungkapkan bahwa sejak 2019 lalu tren harga minyak telah mengarah ke pelemahan harga. Pasalnya secara fundamental, pasar minyak dalam kondisi over supply.
Kondisi tersebut, katanya, diperparah oleh merebak wabah virus corona yang membuat harga minyak berpotensi tertekan lebih dalam.
(Rata-rata ICP 2020 berpotensi lebih rendah dibandingkan dengan 2019,” katanya.