Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) menduga peningkatan Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada bulan lalu disebabkan oleh siklus pabrikan makanan dan minuman (mamin) menghadapi bulan Ramadhan.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan pabrikan makanan dan minuman (mamin) sudah mulai menggenjot volume produksi sejak Januari dan Februari 2020. Menurutnya, industri mamin pada kuartal I/2020 akan tumbuh sekitar 20 persen, tetapi pihaknya masih terus mempelajari dampak dari wabah corona.
"Memang kalau bulan puasa dan lebara itu meningkatkan [kapasitas produksi pabrikan] kira-kira 20 persen-30 persen dari rata-rata [produksi di bulan biasa]. Tapi, dengan adanya corona kami belum tahu pengaruhnya, mudah-mudahan dapat segera diatasi," katanya kepada Bisnis.com, Senin (2/3/2020).
Dia berujar pabrikan mamin akan terus memanfaatkan momentum lebaran pada kuartal II/2020. Diramalkan produksi mamin pada kuartal II/2020 akan tumbuh sekitar 30 persen.
Walaupun kapasitas produksi pabrikan meningkat, Adhi mendapatkan laporan bahwa serapan di pasar melemah. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen yang berlanjut dari tahun lalu.
"Karena permintaan melemah, tentunya setelah lebaran [potensi] akan segera kelebihan stok [bisa terjadi]. Kami belum menentukan sikap [yang harus diambil dari laporan tersebut] karena ini kasusnya bertubi-tubi," ucapnya.
Baca Juga
Di sisi lain, dia mengaku telah bekerja sama dengan para peritel untuk mencegah adanya panic buying di penjuru negeri. Namun demikian, lanjutnya, asosiasi belum memiliki strategi jika penanganan wabah corona berlarut-larut.
Adhi mengimbau agar konsumen tidak perlu panik mempersiapkan produk mamin lantaran stok pangan saat ini masih cukup. Selain itu, pemerintah perlu mengumumkan bahwa pemeriksaan terkait virus corona tidak memakan biaya.
Terpisah, Direktur Jenderal Industri Agro Abdul Rochim mengatakan siklus peningkatan produksi pabrikan mamin pasti akan membantu perekonomian nasional. Namun demikian, Rochim menduga anomali PMI Indonesia bulan lalu juga disebabkan oleh sektor manufaktur lainnya.
"Misalkan di [industri] logam, mungkin karena pasar Amerika Serikat tidak diisi oleh logam China, beberapa negara bisa memanfaatkan pasar tersebut. Ada beberapa faktor ini," katanya.