Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Siapkan Laporan Upaya Pengurangan Penurunan Emisi

Pemerintah berharap akan memperoleh masukan dari para pemangku kepentingan tentang dokumen terkini NDC dan meningkatkan kepedulian serta pemahaman terhadap komitmen bersama dalam implementasi NDC.
Polusi udara Jakarta. Gambar diambil menjelang Asian Games tahun lalu./Reuters
Polusi udara Jakarta. Gambar diambil menjelang Asian Games tahun lalu./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidupa dan Kehutanan (KLHK) akan kondisi terkini terkait upaya penurunan emisi sebagai Nationally Determined Contribution atau NDC di Indonesia pada Maret 2020.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugadirman mengatakan konsultasi publik perlu digelar agar mendapat pandangan langsung dari pakar atas rencana pelaporan pengurangan emisi.

Pemerintah berharap akan memperoleh masukan dari para pemangku kepentingan tentang dokumen terkini NDC serta meningkatkan kepedulian dan pemahaman terhadap komitmen bersama dalam implementasi NDC.

Secara prinsip, Ruandha menyebut target NDC yang sudah disampaikan pada 2016, yakni penurunan emisi gas rumah kaca atau GRK sebesar 29 persen sampai dengan 41 persen pada 2030, tidak berubah.

Hal itu mengingat masih besarnya tantangan untuk memenuhi kondisi yang harus dicapai. Misalnya, target laju deforestasi kurang dari 0,45 - 0,325 Mha/tahun pada 2030 dan target RHL 800,000 ha/tahun dengan survival rates sebesar 90 persen.

Belum lagi, tantangan untuk pemenuhan komitmen bauran energi 23 persen pada tahun 2025, penerapan clean coal technology-CCT sebesar 75 persen di sub sektor ketenagalistrikan (batu bara), dan juga implementasi PLTSa di tujuh kota masih terkendala.

"NDC walau secara angka tidak menaikan target tapi dalam update nanti akan ada langkah dan upaya nyata yang kita sampaikan. Untuk itu kami berharap masukan semua pihak untuk mempertajam lagi sehingga target yang kita canangkan tercapai," katanya, Selasa (18/2/2020).

Ruandha menyebut level NDC di Indonesia dalam tiga tahun ini sebenarnya sudah dalam tahap aman. Namun, adanya kebakaran lahan dan hutan atau karhutla pada 2018 dan 2019 menyebabkan NDC kembali turun.

KLHK pun mengklaim terus melakukan komunikasi pada lima sektor utama yakni kehutanan, energi, limbah, IPPU, dan pertanian dalam mencapai target NDC ini.

Menurutnya jika karhutla sudah di bawah 15.000 maka posisi NDC aman. Namun, saat ini Karhutla masih di atas 500.000 sehingga upaya pengurangan dan pencegahan ke depan yang lebih utama. Namun, Ruandha melihat saat ini Riau juga sudah lebih siap dan siaga terhadap karhutla.

"Jadi kalau tidak ada karhutla kemarin NDC kita 29 yang sudah turun menjadi 24 menjadi turun lagi sekitar 15 persen, angkanya terus fluktuasi, itu pun dari karhutla 2019 juga belum ada angka final," ujarnya.

Ruandha menyebut dalam dokumen yang dimasukkan Maret nanti, upaya konkrit yang akan dilakukan antara lain menghitung potensi penyerapan karbon oleh mangrove yang terbukti dapat menyerap hingga tujuh kali dari hutan mineral. Sisi lain KLHK berharap, B30 akan berlanjut menjadi B50 pada 2025 untuk selanjutnya menjadi B100.

KLHK pun, lanjut Ruandha, telah memberikan masukan pada Kementerian terkait agar memberikan insentif yang menarik untuk pelaku usaha.

Sementara dari 29 persen NDC di Tanah Air, 17,2 persen berasal dari sektor kehutanan dan 11 persen energi sektor lain hanya kurang dari 1 persen.

"Jadi di sini Kementerian ESDM yang utama, mungkin bisa memberikan insentif untuk pelaku usaha supaya komitmen yang sudah kita sampaikan pada global ini benar-benar dijalankan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper