Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Pusat Perbelanjaan dengan Hunian Balik Modal 8 Tahun

Pusat perbelanjaan yang mengiringi hunian berfungsi menambah fasilitas bagi penghuni.
Konsumen memilih produk pakaian di salah satu gerai pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Rachman
Konsumen memilih produk pakaian di salah satu gerai pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan pusat perbelanjaan yang digabung dengan hunian akan memberikan imbal hasil sewa yang baik dalam jangka panjang.

Aleviery Akbar, Penilai Properti dari Kantor Jasa Penilai Publik Herly, Ariawan & Rekan (KJPPHAR) menyebutkan investasi besar yang dikucurkan dalam pusat perbelanjaan yang dicampur dengan hunian ini memang disiapkan untuk jangka panjang. Investor telah menyiapkan strategi untuk dapat terus tumbuh dan memperoleh titik impas atau Break Even Point dalam 8 tahun sampai 10 tahun.

"Jadi sebenarnya lebih sebagai penunjang [fasilitas bagi] penghuni di samping mengambil pasar dari luar," kata Aleviery saat dihubungi, Sabtu (1/2/2020). 

Menurut Aleviery, pasar ritel dinilai masih prospektif seiring dengan minat tenant. Bahkan dalam sejumlah kasus pengembang telah memiliki calon penyewa baru sebelum sebelumn tenant lama keluar.

Mantan Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International itu menyatakan saat ini tekanan bagi pengelola pusat perbelanjaan yang menggarap segmen menengah bawah. Usaha perdagangan elektronik yang menggerus segmen penyewa besarnya seperti Matahari dan Ramayana harus berinovasi untuk mendatangkan pelanggan.

"Artinya e-commerce memang berdampak pada pasar ritel. Pusat perbelanjaan dengan konsep family lifestyle akan tetap bertahan dan membukukan keuntungan," katanya.

Dia menyebutkan konsep yang kuat dari sebuah pusat perbelanjaan saat ini menjadi kunci mempertahankan pelanggan. Kebutuhan masyarakat akan ruang publik yang bisa berinteraksi secara fisik menjadi keunggulan dibandingkan dagang-el.

"Peluang lainnya adalah jika pertumbuhan ekonomi membaik maka peritel yang sekarang bisa bertahan akan membawa keuntungan yang besar. Kalau konsepnya trade center tidak akan bisa bertahan," tutupnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper