Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia akan mengoperasikan rute penerbangan domestik berbasis satelit mulai 30 Januari 2020.
Direktur Operasi AirNav Indonesia Mokhammad Khatim mengatakan operasional tersebut dapat meningkatkan kapasitas ruang udara. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan konsumsi avtur karena penerbangan yang menghubungkan antar bandara menjadi lebih presisi.
"Penerapan rute domestik berbasis satelit atau Performance Based Navigation [PBN] ini diperkirakan dapat memberikan efisiensi pembakaran avtur pada pesawat udara hingga senilai Rp10,5 miliar per bulan," kata Khatim, Rabu (29/1/2020).
Dia menjelaskan rute domestik berbasis satelit akan menghubungkan empat bandara besar di Indonesia yakni Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Adapun, layanan navigasi pada rute-rute yang menghubungkan keempat bandara tersebut akan menyesuaikan dari ground based menjadi satellite based.
Rute ini, lanjutnya, menghemat jarak rata-rata 7 nautical miles pada sekitar 7.519 flight dalam satu bulan. Asumsinya, 7 nautical miles bisa menghabiskan 25 liter avtur seharga Rp200.000 per flight.
Setelah itu, pada 30 Mei 2020 AirNav juga akan mengimplementasikan rute domestik berbasis satelit yang menyambungkan Sumatera, Balikpapan, Kupang, Papua, dan beberapa rute internasional.
Baca Juga
Khatim meyakini implementasinya akan mengurangi konflik yang mungkin terjadi dengan rute-rute domestik lain yang bersinggungan dan belum menggunakan PBN. Hal tersebut secara tidak langsung menghapus rute konvensional.
AirNav juga telah menyosialisasikan rute ini kepada stakeholder penerbangan nasional seperti maskapai, TNI dan Kementerian Perhubungan.
Pengembangan rute domestik ini juga merupakan mandat dari International Civil Aviation Organization (ICAO) Doc 9750 Global Air Navigation Plan (GANP) dan Aviation System Block Upgrade (ASBU) dengan prioritas pada block O 2013-2018.