Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen (APSyFI) pesimistis pabrikan hulu tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat membangun sentra tekstil di luar Pulau Jawa dalam 5 tahun ke depan karena masih ada kendala kepastian pasar dan bahan baku.
“Kalau pasarnya dijamin, misalnya pemerintah daerahnya bikin peraturan bahwa peritel harus mengalokasikan 80%-90% barang jualannya khusus produk lokal. Kalau itu didukung, perizinan gampang, sistem logitik kain mudah, mau bikin di luar Jawa bisa,” kata Sekretaris Jenderal APSyFI Redma Wiraswasta kepada Bisnis baru-baru ini.
Redma mengatakan jaminan pasar yang dimaksud adalah untuk seluruh sektor industri TPT. Selain jaminan konsumsi oleh masyarakat lokal, pabrikan TPT harus dibangun secara terintegrasi hulu-hilir.
Menurutnya, struktur industri TPT yang paling mudah dikembangkan di luar Jawa adalah industri antara dan hilir. Pasalnya, kedua sektor tersebut membutuhkan tenaga kerja ahli, modal, dan bahan baku yang lebih mudah didapatkan dibandingkan pabrikan hulu.
Dia mengatakan, sektor hulu yang dapat didirikan di luar Jawa adalah pabrikan serat rayon karena bahan bakunya berupa bubur kayu. Redma menilai pendirian pabrikan serat Polyester di luar Jawa cukup sulit mengingat seluruh produsen NAFTA dan pure teraphtalac acid (PTA) berada di Jawa.
Kendati demikian, Redma mengatakan masalah tersebut dapat diselesaikan dengan perencanaan pembangunan kawasan industri TPT di luar Jawa yang terintegrasi. “Kalau tidak ada infrasturktur, itu bisa diterobos, bisa sambil jalan. Kalau tidak ada jaminan pasar itu baru sulit,” katanya.