Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian memperkirakan industri pengolahan mampu bertumbuh hingga 5,30% dengan kontribusi mencapai 17,95% pada produk domestik bruto atau PDB nasional pada tahun ini.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya optimistis terhadap kinerja industri manufaktur pada tahun ini masih akan bertumbuh di tengah ketidakpastian kondisi global.
Pada tahun ini, katanya, Kemenperin memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan berkisar 4,80% - 5,30% seiring dengan melonjaknya produktivitas sejumlah sektoral melalui penambahan investasi.
Proyeksi itu meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang pada 2019 diperkirakan sebesar 4,48% – 4,60%.
“Maka tidak salah apabila pemerintah sekarang fokus untuk menumbuhkembangkan sektor industri manufaktur,” katanya di Jakarta, Senin (6/1/2020).
Pihaknya juga mematok target konribusi industri pengolahan terhadap PDB nasional sebsar 17,80% – 17,95%. Kontribusi itu meningkat dibandingkan proyeksi pada 2019 yang diperkirakan mencapai 17,58% – 17,70%.
Guna merealisasikan target itu, katanya, pemerintah fokus menggenjot kinerja industri manufaktur sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Berbagai langkah strategis telah dijalankan guna meningkatkan daya saing sekaligus memperkuat strukturnya.
“Selama ini, sektor industri memiliki peranan yang strategis karena konsisten memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian nasional. Apalagi, aktivitas industri membawa efek ganda yang luas bagi peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.”
Kemenperin juga terus mendorong jaminan ketersediaan bahan baku sehingga tercipta keberlanjutan produktivitas. Hal ini dinilai menjadi salah satu upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.