Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai ancaman cuaca ekstrem terhadap kinerja manufaktur dan ketegangan akibat serangan Amerika Serikat ke Iran, di antaranya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (6/1/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Manufaktur Siap Pacu Produksi. Pelaku industri manufaktur berancang-ancang memacu produksi guna menjaga pasokan seiring dengan ancaman terganggunya distribusi akibat cuaca ekstrem. Johnny Darmawan, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, mengakui cuaca ekstrem bisa menjadi kendala bagi peningkatan kinerja manufaktur.
Meracik Ulang PPh Final UMKM. Pengusaha kecil makin dimanja. Sejumlah kemudahan disiapkan. Mulai dari akses bisnis, kemudahan perizinan, hingga redefinisi UMKM. Poin terakhir tampaknya akan berdampak besar, karena memengaruhi tarif PPh final bagi UMKM.
Investor Waswas. Investor waswas dan beralih ke aset investasi aman, menyusul ketegangan yang memuncak akibat serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, akhir pekan lalu. Suasana pasar keuangan global telah berubah menjadi penuh kehati-hatian setelah serangan udara AS menewaskan jenderal yang paling berpengaruh di Iran, Qassem Soleimani.
Memacu Pertumbuhan dengan Investasi. Upaya menggerakkan potensi ekonomi Sumatra Utara diperkuat. Pembangunan Sumut diperkirakan terakselerasi seiring dengan berlanjutnya berbagai proyek multiyears dan proyek strategis yang mendukung konektivitas di wilayah tersebut.
Duo Prabowo & Bumbu Politiknya. Pada 1 November 2019, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian. Dubes Xiao merupakan diplomat asing kedua yang diterima Edhy sebagai bos baru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) setelah Dubes Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii.
AS-Iran Memanas, Investor Buru Emas. Emas mendapatkan tambahan katalis positif untuk menguat tajam pada perdagangan awal tahun ini, seiring dengan eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sebagai dampaknya, logam mulia tersebut telah bergerak mendekati level tertingginya sejak 6 tahun terakhir.
Kualitas Pembiayaan Membaik. Industri multifinance menunjukkan kualitas pembiayaan yang lebih baik pada akhir 2019, di tengah kenaikan terbatas piutang pembiayaan. Rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) industri mencatatkan tren penyusutan menjelang penutupan 2019.
Restrukturisasi Melonjak. Bank umum syariah (BUS) memacu perbaikan kualitas pebiayaan melalui restrukturisasi, karena lebih dari separuh bank mencatatkan kenaikan nilai restrukturisasi sebesar dua digit. Bahkan, ada dua bank melaporkan kenaikan hingga dua kali lipat.
Permata di Dekapan ‘Gajah Putih’. Kesepakatan pelepasan saham PT Bank Permata Tbk. oleh PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank kepada Bangkok Bank Public Company Limited telah diteken. Realisasi pelepasan saham tinggal mendapat restu dari Otoritas Jasa Keuangan.
Kuota DMO Meleset, Denda Menanti. Pelaku usaha meminta pemerintah memberikan perincian atas sanksi berupa denda kepada perusahaan batu bara yang tak memenuhi kuota wajib pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) yang berlaku mulai tahun ini.