Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah upaya akan dilakukan untuk mengatasi hambatan perdagangan antara Indonesia dengan Iran.
Duta Besar RI untuk Iran Octavino Alimudin menyebutkan sejumlah tantangan dalam kerja sama perdagangan kedua negara, yakni masalah sistem pembayaran, transportasi, risiko bisnis, dan kebijakan pembatasan impor untuk produk yang telah diproduksi Iran.
"Namun, ke depan sejumlah upaya yang perlu dilakukan adalah penyelesaian negosiasi PTA [preferential trade agreement], penyelesaian masalah sistem pembayaran, dan transportasi, serta meningkatkan promosi dan fasilitasi produk ekspor kedua negara," katanya dalam siaran pers tentang Indonesian Trade Promotion Forum yang diselenggarakan Iran Trade Promotion Organization (ITPO) di International Permanent Fairground di Teheran, Kamis (2/1/2020).
Dalam kesempatan itu, Octavino memaparkan perkembangan hubungan dagang kedua negara. Menurutnya, nilai perdagangan antara Indonesia dan Iran lebih tinggi dari nilai dagang Iran dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara.
Selama Januari-September 2019, nilai dagang kedua negara mencapai US$106,4 juta dengan surplus di sisi Indonesia US$85,6 juta. Adapun ekspor Iran ke Indonesia senilai US$18,9 juta.
Octavino menyampaikan sejumlah produk Indonesia yang beredar di pasar Iran, seperti kopi, kopi instan, sabun, biskuit, cairan pembersih lantai, palm oil, kertas, permen, dan pengharum ruangan.
Dia pun menyebutkan sejumlah komoditas prospektif dari Iran a.l. LPG, kurma, pistachio, obat obatan, alat kesehatan, dan baja.
Adapun komoditas prospektif dari Indonesia a.l. kopi, teh, tekstil, garmen, obat-obatan, dan kertas. Indonesia adalah pasar yang besar dengan 260 juta penduduk dan hub bagi negara di kawasan Asia Tenggara.