Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Tol Trans Jawa Jadi Magnet Investor Asing

Ruas tol di Pulau Jawa yang masuk dalam jaringan tol Trans Jawa menjadi magnet bagi investor swasta asing untuk berinvestasi.
Pemudik melintas di jalur Tol Trans Jawa, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pemudik melintas di jalur Tol Trans Jawa, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Ruas tol di Pulau Jawa yang masuk dalam jaringan tol Trans Jawa menjadi magnet bagi investor swasta asing untuk berinvestasi.

Adapun Kings Key Limited (KKL), anak perusahaan Road King Expressway International Holdings Limited, baru saja memastikan investasi di dua ruas tol, yakni Tol Solo–Ngawi dan Tol Ngawi–Kertosono–Kediri.

CEO Road King Expressway International Holdings Limited Willy Chow mengatakan dua ruas tol tersebut dipilih sebagai labuhan investasi perdana di Indonesia karena termasuk dalam jaringan tol Trans Jawa.

"Di Indonesia, paling potensial untuk berinvestasi adalah di Pulau Jawa dan untuk jalan tol di Trans Jawa. Kami melihat China yang sudah banyak berinvestasi di bidang ini [infrastruktur] dan kami berharap juga bisa ikut mendukung pengembangan sosial dan ekonomi melalui infrastruktur yang baik," ujarnya, Rabu (18/12/2019).

Chow mengungkapkan pihaknya awalnya mengincar tiga ruas tol di Trans Jawa, tetapi yang baru terealisasi adalah dua ruas tol tersebut. Sayangnya, dia enggan menyebutkan satu ruas lainnya yang tengah diincar.

"Tahun depan kami berencana menanamkan satu atau dua investasi lagi di Asia Tenggara. Namun, secara pribadi saya lebih tertarik [untuk berinvestasi] di Indonesia pada tahun depan," imbuhnya.

Jaringan tol Trans Jawa yang menjadi magnet investasi juga diakui Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto. Menurutnya, investor asing lebih tertarik berinvestasi di ruas tol Trans Jawa ketimbang ruas lainnya.

"Kalau investor memang inginnya [ruas tol] yang 'basah'. Kalau kami kan inginnya di-bundling. Misalnya, ruas tol Kayu-Agung-Palembang-Betung kan kurang baik [menarik dalam investasi], kami bundling dengan Trans Jawa, tapi mereka enggak mau. Jadi, terpaksa kami pisah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper