Bisnis.com, KARAWANG - Pemerintah mengakui pemanfaatan bahan bakar gas pada kendaraan masih rendah, yakni di bawah 2% dari total produksi gas bumi nasional.
Meskipun demikian, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial tetap optimistis permintaan konsumen terhadap bahan bakar gas di tiga lokasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) baru akan tinggi.
Adapun pemerintah baru saja meresmikan SPBG Karawang yang merupakan satu dari tiga stasiun bahan bakar gas yang dibangun lewat kerja sama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan Organisasi Energi Baru Terbarukan dan Pengembangan Teknologi Industri Jepang (NEDO).
Selain, SPBG Karawang, dua stasiun lain, yakni SPBG di Jalan Abdul Muis Jakarta dan Jalan Sudirman Tangerang. Pembangunan kedua SPBG itu ditargetkan selesai pada Maret 2020. Total investasi ketiga SPBG tersebut adalah senilai US$12 juta yang semua pendanaan berasal dari Jepang.
Ego mengakui saat ini pemakaian bahan bakar gas (BBG) sebagian besar adalah transportasi umum, yakni Transjakarta dan Bajaj. Sementara itu, sejumlah taksi dan kendaraan dinas juga memanfaatkan BBG.
"Coba lihat kendaraan industri tiap hari lalu lalang. Kalau mereka benar bisa convert [ke] BBG kan Karawang jadi bersih, secara harga lebih affordable," katanya, Selasa (17/12/2019).
Direktur Marketing Retail Korporat PT Pertamina (Persero) Basuki Trikora mengakui pertumbuhan konsumsi BBG kendaraan masih rendah.
"Pertumbuhan penjualannya tidak seperti fuel, hanya 2%. Perlu dukungan stakeholders seperti perusahaan mobil, regulasi, dan masyarakat," katanya.