Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) akan fokus mengerjakan pembangunan cargo village dan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada 2020.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan pengerjaan tersebut bakal didukung dengan dana investasi sebesar Rp8 triliun. Akan tetapi, dana tersebut juga akan dipergunakan mengembangkan bandara kelolaan yang lain.
"Fokus kami tahun depan itu cargo village dan Terminal 4 [Bandara Soekarno-Hatta]. Khusus Terminal 4 kami juga akan tuntaskan desainnya," kata Awaluddin, Minggu (15/12/2019).
AP II berencana membangun cargo village di atas lahan seluas 90 hektare dengan total investasi sebesar Rp1,5 triliun. Pada 2020, pergudangan Lini 2 akan dibangun, termasuk perkantoran bea cukai dan perkantoran regulated agent (RA).
Selama ini, kontribusi volume kargo Bandara Soekarno-Hatta mendominasi dari volume total yang dikelola AP II. Pada 2018, volume kargo bandara berkode CGK mencapai 760.000 ton atau 81,5% dari total volume kargo yang dikelola AP II sebesar 932.107 ton.
Volume kargo tersebut lebih tinggi dari kemampuan kapasitas kawasan khusus kargo Bandara Soekarno-Hatta yang hanya 600.000 ton. Melalui pembangunan cargo village ini, kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta ton.
Adapun, khusus Terminal 4, proyek pembangunannya ditargetkan selesai pada 2024 dan langsung beroperasi. Investasi awal ditaksir mencapai Rp11 triliun, tetapi nilai tersebut bisa berubah menyesuaikan konsep desain dan perkembangan kebutuhan pergerakan baik pesawat maupun penumpang.
Total lahan yang dipersiapkan adalah seluas 40 hektare, terletak di kawasan Soewarna. Nantinya Terminal 4, memiliki kapasitas maksimal hingga 45 juta penumpang per tahun.
Selain kedua proyek tersebut, AP II juga masih memiliki tanggung jawab berupa pengelolaan bandara penugasan dari pemerintah melalui skema kerja sama pemanfaatan (KSP) barang milik negara. Terdapat empat bandara yang sudah dipercayakan pengelolaan dan pengembangannya, antara lain Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya), Bandara Radin Inten II (Lampung), Bandara HAS Hanandjoeddin (Belitung), dan Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu).
Keempat bandara tersebut membutuhkan dana investasi Rp2,1 triliun. Akan tetapi, akan direalisasikan selama masa konsesi, yakni hingga 30 tahun ke depan.