Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Impor, Industri Kabel Telekomunikasi Minta SNI Wajib

Permintaan kabel serat optik di dalam negeri mencapai sekitar 100.000 km—120.000 km per tahun.
Seorang pekerja menyambung kabel serat optik di sebuah pabrik kabel./Bisnis.com
Seorang pekerja menyambung kabel serat optik di sebuah pabrik kabel./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pabrik Kabel (Apkabel) menyatakan tidak adanya regulasi terkait tingkat komponen dalam negeri (TKDN) membuat permintaan kabel serat optik diisi oleh produk impor. Asosiasi pun berharap Standar Nasional Indonesia segera diwajibkan untuk produk ini.

Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan permintaan kabel serat optik di dalam negeri mencapai sekitar 100.000 km—120.000 km per tahun. Adapun, produk impor mengisi kebutuhan tersebut hingga 50% yang didominasi oleh produk dari China.

“Karena itu tadi, tidak ada SNI yang membatasi. Selain itu, karena dari China, harganya banting antara 10%—20% lebih murah karena mereka kalau ekspor dapat rebate tax 17%,” katanya kepada Bisnis, Minggu (8/12/2019).

Noval mengatakan kapasitas terpasang pada akhir tahun lalu telah mencapai 180.000 km kabel serat optik atau setara dengan 9 juta km single core. Adapun, utilitas seluruh pabrikan berada di rentang 30%—50%. Dengan kata lain, pabrikan lokal hanya memproduksi sekitar 72.000 km kabel serat optik per tahun.

Adapun, PT Communication Cable System Indonesia saat ini sedang membangun fasilitas produksi kabel serat optik di Kawasan Industri Kendal. Fasilitas tersebut menelan investasi senilai Rp1 triliun dan membuat kapasitas terpasang kabel serat optik menjadi 200.000 km.

Noval mengatakan pihaknya telah menemui beberapa pihak dari Kementerian Perindustrian dan Badan Standarisasi Nasional untuk meramu SNI Wajib kabel fiber optik. Draf SNI Wajib tersebut telah siap dan akan didiskusikan paling cepat pada bulan ini.

Noval berharap SNI Wajib tersebut sudah dapat diterapkan pada medio 2020. Menurutnya, hal tersebut dapat membuat utilitas seluruh pabrikan serat optik pada tahun depan berada di level 80% dan kapasitas produksi meningkat hingga 50% atau menjadi sekitar 108.000 km.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper