Bisnis.com, JAKARTA - Upaya Forever 21 Inc. untuk keluat dari kebangkrutan dihadang resistensi dari beberapa calon investor.
Mereka ragu atas melambatnya penjualan di beberapa toko yang tersisa serta keputusan terkait siapa yang akan mengendalikan rantai perusahaan mode itu.
Laporan penghasilan di bawah ekspektasi membuat beberapa calon pemberi pinjaman ragu, demikian menurut sejumlah sumber.
"Ketersidaan inventaris yang terbatas juga mengancam penjualan selama musim liburan yang krusial," ujar sumber yang meminta namanya tak disebutkan karena informasi tersebut bersifat rahasia, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (8/12/2019).
Sumber lain mengungkapkan proses pencarian pinjaman masih dalam tahap awal dan telah menarik perhatian beberapa pemberi pinjaman potensial.
Beberapa pemilik pusat perbelanjaan, yang menyewakan tempat kepada Forever 21, baik sebelum dan selama proses kebangkrutan, turut serta dalam perundingan ini.
Menurut sumber tersebut, para pemilik lahan yang enggan kehilangan penyewa besar lainnya, dalam satu tahun tingkat penutupan toko cukup tinggi, mengajukan gagasan untuk mengubah beberapa kewajiban sewa menjadi kepemilikan saham.
Mereka telah memberikan konsesi sewa yang cukup signifikan untuk membiarkan Forever 21 tetap membuka lusinan toko yang telah dijadwalkan akan ditutup.
Perwakilan Forever 21 yang berbasis di Los Angeles menolak berkomentar.
"Kekhawatiran tentang kepemimpinan dan kepemilikan juga muncul kembali dalam percakapan awal tentang pembiayaan bisnis," kata seorang sumber lain.
Bloomberg melaporkan sebelumnya bahwa pembicaraan dengan pemilik lahan sebelum kebangkrutan Forever 21 sempat terhenti di tengah ketidaksepakatan atas keinginan keluarga Chang tetap memegang kendali.
Perkiraan perusahaan yang diajukan ke pengadilan pada 15 Oktober memproyeksikan arus kas bersih negatif US$19,1 juta selama 13 pekan hingga 21 Desember.
Total penerimaan diperkirakan US$722,3 juta, tetapi biaya dan ongkos operasional akan menelan biaya US$653,5 juta dan kegiatan pendanaan akan berjumlah US$87,9 juta, menurut dokumen itu.
Forever 21 sekarang berada dalam periode penjualan terbesar tahun ini, dan sangat penting untuk memiliki isi rak yang lengkap serta staf yang memadai.
Pemberi pinjaman memantau kinerja penjualan selama musim liburan dengan tajam, dan performa yang tidak memuaskan dapat melemahkan dukungan dari kreditor dan vendor.
"Forever 21 bertujuan untuk menyelesaikan rancangan rencana bisnisnya pada akhir tahun untuk kemungkinan keluar dari kebangkrutan pada bulan Februari," kata seorang sumber.
Jika tidak dapat memenuhi tenggat waktu tertentu untuk mendanai rencana tersebut, perusahaan akan mengejar penjualan, tambah sumber itu.
Sidang pengadilan berikutnya dijadwalkan pada 19 Desember.