Bisnis.com, NUSA DUA – Indonesia perlu untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan kapabilitas teknologi dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Di tengah era bonus demografi, produktivitas perlu ditingkatkan dalam rangka mencegah timbulnya jebakan kelas menengah atau middle income trap. Dalam jangka menengah dan panjang, Indonesia perlu tumbuh pada angka 6%-7% agar bisa terlepas dari middle income trap tersebut.
Pada periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur telah menjadi fokus utama dan akan dilanjutkan pada periode kedua sembari memfokuskan kebijakan pada pengembangan SDM.
“Sumber produktivitas yang kedua adalah tenaga kerja. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa untuk 5 tahun berikutnya, Presiden menginginkan perbaikan yang sangat signifikan di dalam kualitas SDM,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam pada The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Kamis (5/12/2019).
Pada 2036, Indonesia diproyeksikan terbebas dari middle income trap dengan memanfaatkannya bonus demografi serta berkembangnya teknologi digital. Meski demikian, transformasi ekonomi dipandang masih stagnan sejak krisis 1998.
Oleh karena itu, diperlukan dua langkah struktural dalam rangka melepaskan Indonesia dari middle income trap yakni dengan mempermudah investasi dan meningkatkan produktivitas.
Saat ini, kualitas SDM serta pasar tenaga kerja di Indonesia masih tergolong kurang baik karena sebagian besar pekerja memiliki latar belakang pendidikan yang rendah dan banyak yang bekerja di sektor informal. Akibatnya, produktivitas dari tenaga kerja pun tergolong rendah.
Perbaikan SDM merupakan suatu langkah transformasi yang besar dan jauh lebih menantang dibandingkan dengan perbaikan infrastruktur yang telah dilaksanakan pada periode pertama.
"Tantangannya adalah mindset dan ini bukan hal yang mudah. Jika kita memutuskan prioritas kita adalah SDM, ini bukan sesuatu yang dapat dilihat jangka pendek. Kita baru akan melihat hasilnya pada 5-10 tahun ke depan," ujar Suahasil.