Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DBS Prediksi Pengeluaran Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia Menurun

Kawasan Sulawesi dan Sumatra diprediksi akan memiliki pertumbuhan konsumsi yang tinggi beberapa tahun ke depan.
Ekonom DBS Research Group Indonesia Maynard Arif/Istimewa
Ekonom DBS Research Group Indonesia Maynard Arif/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan Sulawesi dan Sumatra diprediksi akan memiliki pertumbuhan konsumsi yang tinggi beberapa tahun ke depan.

Prediksi ini disampaikan ekonom DBS Group Research Maynard Arif. Dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Maynard menyebut konsumsi tertinggi di Indonesia akan tetap ada di kawasan Pulau Jawa.

“Meskipun kami memperkirakan Jawa akan tetap memiliki proporsi pasar terbesar, kami menyadari bahwa peluang pertumbuhan juga bisa ada di provinsi lain, seperti, Sulawesi, Sumatra, berdasarkan atas proyeksi pendapatan dan pertumbuhan penduduk,” ujar Maynard, Sabtu (30/11/2019).

Prediksi ini dikeluarkan pasca DBS Group Research menganalisa pertumbuhan dan jumlah pembeli lima produk dalam keranjang konsumsi rumah tangga sebagai proksi untuk menentukan peluang pertumbuhan di 15 provinsi.

Produk tersebut adalah sereal, makanan dan  minuman kemasa, protein hewani (makanan laut, unggas, telur, susu, dll), tembakau dan Rrokok, serta busana dan pakaian.

DBS Group Research memperkirakan pengeluaran konsumsi akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$232 miliar pada 2030, dari 107 miliar dolar AS, dengan CAGR sebesar 6,7 persem dari 2018. Pengeluaran ini ditopang pertumbuhan pendapatan, urbanisasi dan efek substitusi dari produk pokok lain.

“Secara per kapita, Jakarta memiliki pengeluaran tertinggi secara nasional. Pasar provinsi lebih kecil lain (seperti, Sumatra Utara dan Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung) menunjukkan pertumbuhan kuat sejak 2010, dan diperkirakan terus meningkat,” ujarnya.

Sebagai informasi, konsumsi pribadi per kapita Indonesia per 2018 ada di sekitar US$2,4 ribu. Angka ini diprediksi naik hingga sekitar US$4 ribu dolar AS pada 2030, dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) di atas 4 persen.

Berdasarkan kajian DBS Group Research, konsumsi pangan mencakup 51,4 persen dari pengeluaran konsumsi rumah tangga Indonesia pada 2010. Dengan pertumbuhan pendapatan, persentase tersebut turun menjadi 49,5 persen pada 2018.

“Ke depan, kami memperkirakan [konsumsi] pangan lebih rendah, mencakup sekitar 46,7 persen dari proyeksi kebutuhan konsumsi pada 2030 – serupa dengan kecenderungan yang ditunjukkan Malaysia dan Thailand,” katanya.

Pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan diprediksi turun seiring peningkatan pendapatan dan perubahan pola konsumsi. Perubahan yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan bukan pangan seperti perumahan dan fasilitas rumah tangga, serta barang dan jasa.

“Selain itu, kami memperkirakan konsumsi condong kepada kebutuhan sekunder dengan bobot lebih rendah untuk kebutuhan dasar, seperti, pangan dan sandang,” tutupnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper