Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo optimistis bahwa prospek ekonomi Indonesia 2020 terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Raffles Hotel Artpreneur Ciputra, Perry memerinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan meningkat dalam kisaran 5,1 persen-5,5 persen. Adapun untuk inflasi 2020 tetap terkendali sesuai sasaran 3,0+1 persen.
Dia menyatakan, defisit transaksi berjalan pada 2020 diproyeksikan akan berada dalam kisaran 2,5 persen-3 persen dari PDB dimana surplus transaksi modal dan finansial tetap besar sehingga mendukung stabilitas eksternal. Nilai tukar rupiah pada 2020 diprakirakan bergerak stabil.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2020 perbankan diprakirakan mencapai 8 persen-10 persen, sementara pertumbuhan kredit diprakirakan mencapai 10 persen-12 persen, sejalan turunnya suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi.
“Dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik,” ungkap Perry.
Dia meyakini dengan transformasi ekonomi akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi, dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi rendah. Sehingga akan membantu mewujudkan cita-cita menuju Indonesia maju berpendapatan tinggi pada 2045.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama Presiden Joko Widodo menyampaikan masih terdapat ruang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mendorong peran sektor swasta. Hal ini mengingat APBN hanya memiliki kontribusi 14,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.