Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Beri Alokasi Khusus Impor Bibit Ayam Broiler

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memberi alokasi khusus importasi bibit GPS ayam ras broiler kepada perusahaan perunggasan yang mengekspor produk ayam pada 2019.
Ayam broiler./Berdikari
Ayam broiler./Berdikari

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memberi alokasi khusus importasi bibit ayam galur murni atau grand parent stock (GPS) ayam ras broiler kepada perusahaan perunggasan yang mengekspor produk ayam pada 2019.

Direktur Perbibitan dan Produksi Kementerian Pertanian Sugiono mengemukakan alokasi khusus ini merupakan bentuk dukungan kepada pelaku usaha. Adapun besaran alokasi tersebut berjumlah 28.500 ekor yang diberikan kepada dua perusahaan.

Jika diakumulasi dengan alokasi impor GPS 2019 untuk 14 perusahaan perbibitan yang berjumlah 707.000 ekor, maka total alokasi pemasukan induk ayam berjumlah 735.500 ekor.

Pemerintah pun memberikan 4% tambahan pemasukan di luar alokasi yang berfungsi sebagai jaminan kematian day old chicken (DOC) GPS dalam pengiriman dan garansi kesalahan identifikasi jenis kelamin Principle. Dengan demikian, total  pemasukan berpotensi mencapai 764.920 ekor.

"Secara bisnis dalam setiap pengiriman DOC GPS oleh Principle selalu ditambahkan 4%. 2% sebagai garansi kematian dalam perjalanan sampai 7 hari di negara tujuan dan garansi sexing error sebanyak 2%," kata Sugiono dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menyatakan pihaknya mengharapkan perusahaan swasta di sektor perunggasan dapat mulai melakukan investasi dalam budidaya induk ayam. Dengan demikian, dia menyatakan pelaku usaha dapat menjalankan usaha yang lebih efisien lantaran tak perlu melakukan impor.

“Kalau tidak impor kan bisa beli di situ [produksi dalam negeri]. Targetnya harga lebih murah karena tidak ada biaya pengiriman dari negara impor,” ujarnya.

Ketut belum bisa memperkirakan berapa kebutuhan investasi untuk pengembangan fasilitas produksi GPS. Namun, dia mengharapkan pada 2020 mendatang fasilitas produksi induk ayam ini dapat dimulai.

“Kami maunya 2020 [mulai] tapi kan harus uji lapangan. Apakah nanti hasilnya sesuai dengan dari tempat asalnya,” imbuh Ketut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper