Bisnis.com, JAKARTA– PT Pertamina (Persero) menyatakan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 1.760 megawatt (MW) telah mencapai 39,7%.
PLTGU terbesar di Asia Tenggara ini dibangun oleh konsorsium PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation.
Berdasarkan keterangan resmi Pertamina, sejauh ini pelaksanaan proyek yang telah mencapai 4,7 juta jam kerja ini telah berlangsung tanpa kehilangan jam kerja atau lost time injury (LTI).
Komisaris Utama PPI Dharmawan H. Samsu mengatakan pelaksanaan proyek ini harus terus dijaga. Menurutnya, proyek ini menjadi perhatian para pemangku kepentingan sektor energi di Tanah Air.
“Dari sisi kemajuan proyek saya melihat pencapaian sudah 39,7% agregat dan itu sesuai dengan desain dan target awal,” katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/11/2019).
Direktur Hulu Pertamina ini pun mengatakan dalam waktu dekat proyek PLTGU Jawa 1 kedatangan komponen berat seperti boiler pada akhir Desember 2019.
Baca Juga
Selain itu, progres pembangunan terminal roll on-roll off (RoRo) jetty dan jalan untuk akses dari jetty ke power plant construction site sepanjang 7 kilometer diharapkan selesai pada akhir tahun ini.
Terkait anggaran proyek, lanjut Dharmawan, sejauh ini dilakukan sesuai dengan standar International Finance Corporation (IFC). Dari progres yang sudah dicapai, PPI sebagai pimpinan konsorsium yakin dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu, yakni pada Desember 2021.
“Sesuai yang dijadwalkan selama 36 bulan sejak November 2018. Kalau melihat kemajuan proyek saat ini, kami yakin target dapat tercapai,” lanjutnya.
Untuk progres konstruksi floating storage and regasification unit (FSRU) yang terintegrasi dengan PLTGU Jawa 1, sudah mencapai 50,2%.
IPP Jawa-1 merupakan pembangkit listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang memadukan infrastruktur gas dan pembangkit listrik (LNG-FSRU). Proyek yang menelan investasi senilai US$1,8 miliar ini juga disebut combined cycle gas turbine plant (CCGT).
Dalam pelaksanaan proyek tersebut, jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 3.000 orang dengan komposisi 40% merupakan tenaga lokal yang diharapkan bisa terus meningkat.