Bisnis.com, JAKARTA - Defisit anggaran pada APBN dipastikan bakal sedikit di bawah 2,2% dari PDB akibat kinerja penerimaan negara yang masih cenderung tertekan per 31 Oktober 2019.
Berdasarkan penghitungan Bisnis.com, dapat diproyeksikan bahwa defisit anggaran secara nominal bakal mendekati angka Rp354 triliun.
"Defisit akan berada di dekat batas atas 2,2%. Ini tidak hanya dari sisi penerimaan saja tetapi juga melihat sepenting apa pengeluarannya dan akan kita lihat konsekuensi dari pembiayaannya," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Senin (18/11/2019).
Merujuk pada data Kementerian Keuangan, defisit anggaran per 31 Oktober 2019 sudah mencapai Rp289,1 triliun atau 1,8% dari PDB. Nominal tersebut sudah sangat dekat dengan target APBN 2019 di mana defisit dipatok pada angka Rp296 triliun yang setara dengan 1,84% dari PDB.
Dengan ini, realisasi pembiayaan utang per 31 Oktober 2019 mencapai Rp 384,5 triliun dengan utang melalui SBN sebesar Rp401,7 triliun dan utang melalui pinjaman pada angka minus Rp17,2 triliun.
Rencana lelang SUN sebanyak dua kali dan lelang SBSN sebanyak satu kali pun akan tetap diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan dan menjaga confidence dari pemegang dana besar baik pada level global maupun domestik.
Suahasil pun menerangkan bahwa sejak dahulu dan ke depan pemerintah akan tetap menerapkan strategi pembiayaan yang oportunistik di mana pemerintah mengharapkan bisa menarik utang dengan suku bunga yang paling rendah.
Per Oktober 2019, posisi utang pemerintah berada pada angka Rp4.756,3 triliun atau 29,87% dari PDB.