Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan ExxonMobil dan ConocoPhillip berencana melakukan eksplorasi di luar area operasinya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kedua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) asal Amerika Serikat itu berencana melakukan eksplorasi di area terbuka. "Mereka kan ada kewajiban," tuturnya, Selasa (12/11/2019).
Sayangnya, Dwi tidak menjelaskan lebih detail lokasi eksplorasi yang digarap ExxonMobil atau ConocoPhillips. Menurutnya, pilihan KKKS untuk melakukan eksplorasi di luar wilayah kerjanya, juga mempertimbangkan potensi tambahan cadangan migas.
"Itu potensi berarti buat negara daripada mereka ngebor di wilayah existing yang tambahan produksinya dan cadangannya ngak terlalu besar," ujarnya.
SKK Migas juga berkomitmen memberikan kemudahan bagi KKKS yang ingin melakukan eksplorasi di luar kewajibannya.
Saat ini, Dwi menambahkan dana yang dihimpun dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) untuk eksplorasi sudah mencapai US$2,5 miliar. Dana tersebut didapatkan dari kontrak bagi hasil kotor atau Gross Split.
Salah satu KKKS yang melakukan aktivitas eksplorasi dari dana KKP adalah Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) berwujud survei seismik 2D dengan panjang lintasan 30.000 kilometer.
Secara kumulatif, tambahan investasi KKP Jambi Merang hingga 2024 senilai US$239,3 juta untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. "Yang dilakukan PHE Jambi Merang dengna KKP-nya tidak memiliki arti yang lebih bagus kalau [hanya] dilakukan di Jambi Merang saja. Jadi [mereka] diberikan kesempatan untuk menggunakan kkp nya di area lain," tambahnya.
SKK Migas juga mendorong Pertamina dan Medco Energy sebagai perusahaan migas lokal untuk menggenjot eksplorasi guna mengikuti kesuksesan Repson masuk dalam top 10 discovery 2019.
Dwi mengatakan, baik Pertamina dan Medco memiliki area terluas nomor 1 dan 3 di cekungan yang sama.
Untuk mendorong ketertarikan investor untuk melakukan eksplorasi, SKK Migas mengklaim telah melakukan road show untuk memperkenalkan cekungan-cekungan migas yang ada di Tanah Air. Pasalnya, success ratio penemuan sumur eksplorasi di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global.
Merujuk data SKK Migas, hingga kuartal III/2019 success ratio eksplorasi sebesar 45 persen, sementara di dunia dalam 2 tahun terakhir sebesar 35 persen.
Dari sisi penemuan eksplorasi terkini, setidaknya sudah ada tambahan 880 million barrel oil equivalent (MMBOE) dan 230 MMBO dari 13 area kerja.
Terkait rencana eksplorasi di area terbuka, ExxonMobil mengamini adanya kemungkinan tersebut. Vice President Public and Government Affairs, ExxonMobil Indonesia Azi N. Alam mengatakan pihaknya tetap berkomitmen kepada Indonesia dan terus mencari peluang lain.
“Baik di Blok Cepu maupun di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang kami di Indonesia,” katanya.
Saat ini, ExxonMobil merupakan KKKS penghasil minyak terbesar di Indonesia, melewati Chevron Pacific Indonesia. Per September 2019, ExxonMobil Cepu Ltd mencatatkan produksi siap jual atau lifting sebesar 216.011 barel per hari (bph) ataul melebihi target yang ditetapkan sebesar 216.000 bph.
Di sisi lain, ConocoPhillips (Grissik) Ltd pun mencatatkan kinerja moncer dalam segi lifting. Operator Blok Corridor ini, berhasil mencatatkan salur gas sebesar 833 mmscfd per September 2019 atau 102,8% dari target yang ditetapkan APBN 2019.