Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Perlambatan Ekonomi, Bank Indonesia Dorong Keuangan Syariah

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan ekonomi syariah adalah solusi jangka pendek membangun ekonomi yang sustainable dan inklusif menghadapi perlambatan ekonomi global.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia meyakini ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu solusi untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ketika menghadapi perlambatan ekonomi global.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan ekonomi syariah adalah solusi jangka pendek membangun ekonomi yang sustainable dan inklusif menghadapi perlambatan ekonomi global.

Dia menyatakan, melalui acara Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2019 akan membantu penyelenggaraan dan sinergi Indonesia dengan semua lembaga keuangan syariah di tingkat internasional. Terutama saat dunia mengalami tekanan yang cukup besar dan mengancam pengurangan produksi.

“Kondisi ini memperburuk tensi dua ekonomi besar dunia yaitu Amerika Serikat dan China, maka kita kembangkan bisnis as usual, dan solusi yang ditunjukkan lebih adil, proporsional, dan stabil,” ujar Dody dalam pembukaan ISEF dan International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC), Selasa (12/11/2019).

Dody menilai, dengan penguatan keuangan syariah yang akan berimbas pada penguatan kegiatan ekonomi berbasis syariah, maka kegiatan ekonomi di Indonesia semakin produktif. Kondisi ini dipicu oleh distribusi pendapatan yang lebih inklusif. Selain itu pembiayaan yang disalurkan lebih ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan.

Kepala Bank Indonesia Institute Solikhin menyatakan penguatan keuangan syariah di Indonesia masih membutuhkan riset dan penguatan keilmuan. Hal ini terutama untuk mencapai tujuan menjadikan ekonomi dan keuangan syariah menjadi mesin baru dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

“Tantangannya kini jelas, ekonomi dalam sisi domestic demand, dan ekspor serta impor. Jika global mengalami pertumbuhan ekonomi melambat, maka kita akan menghadapi isu bagaimana mendorong ekspor dan mengurangi defisit transaksi berjalan,” ujar Solikhin.

Oleh sebab itu, dengan mengintegrasikan keuangan dan ekonomi syariah ke sektor riil misalnya; pariwisata, infrastruktur, maritim, dan manufaktur. Solikhin yakin Indonesia bisa tepat sasaran dalam implementasi ekonomi syariah, mengingat 90% dari masyarakat Indonesia adalah umat Muslim. Adapun integrasi ini akan mengandalkan tiga konsep utama ekonomi syariah.

Pertama, mendorong keadilan dalam pengembangan ekonomi syariah. Kedua, prinsip bagi hasil yang adil dan tepat sasaran tanpa spekulasi. Ketiga, mendorong pertumbuhan ekonomi baru dengan menggenjot produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper