Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Komputer dan Barang Elektronika Dorong Kinerja Manufaktur Mikro & Kecil

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto, secara (yoy) industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) lain yang naik adalah; industri percetakan dan reproduksi media rekaman 16,23% (yoy), industri barang logam bukan mesin dan peralatannya naik 9,79% (yoy), industri pengolahan tembakau mengalami kenaikam 9,68% (yoy), dan industri minumam naik 9,67% (yoy).
AMD Pro 3000 Series
AMD Pro 3000 Series

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil kuartal II/2019 mengalami kenaikan 6,19% (yoy) didorong oleh kenaikan produksi industri komputer, barang elektronika, dan optik 24,36%.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto, secara (yoy) industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) lain yang naik adalah; industri percetakan dan reproduksi media rekaman 16,23% (yoy), industri barang logam bukan mesin dan peralatannya naik 9,79% (yoy), industri pengolahan tembakau mengalami kenaikam 9,68% (yoy), dan industri minumam naik 9,67% (yoy).

Sementara itu, IMK yang mengalami penurunan tertinggi pada kuartal III/2019 terhadap kuartal III/2018 adalah industri peralatan listrik turum sebesar 32,88% (yoy), disusul industri logam dasar turun 19,67% (yoy), industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki turun 6,30%, industri kendaraan bermotor turun 4,01% (yoy), dan industri karet termasuk barang dari karet dan plastik turun 3,82% (yoy).

Secara kuartal III/2019 (qtq), IMK mengalami kenaikan 0,29% terhadap kuartal II/2019 (qtq), pada kuartal I/2019 mengalami kenaikan sebesar 4,55% terhadap kuartal IV/2018.

Suhariyanto memerinci IMK yang mengalami kenaikan tertinggi adalah; industri pengolahan tembakau naik 42,25% (qtq), industri logam dasar naik 9,06% (qtq), industri mesin dan perlengkapan naik 7,55% (qtq), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 7,38% (qtq), serta industri kendaraan bermotor naik 6,42% (qtq).

Sementara untuk IMK yang menurun pertumbuhannya juga terjadi pada beberapa sektor. Industri peralatan listrik terkontraksi 17,23% (qtq), industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki terkontraksi 7,45% (qtq), industri pakaian turun jadi 6,06% (qtq), industri furniture turun menjadi 3,95% (qtq), industri pengolahan lain turun 1,80% (qtq).

BPS mencatat pertumbuhan produksi IMK dengan tingkat kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 30,32% (yoy). Sementara provinsi yang mengalami penurunan terbesar adalah Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 0,002%.

Sementara secara (qtq), tingkat pertumbuhan tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 15,14%. Sementara provinsi yang mengalami penurunan terbesar adalah Provinsi Sumatra Utara terkontraksi 3,0% (qtq).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper