Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan menyiapkan insentif khusus di sektor pergudangan bagi peritel Indonesia untuk berekspansi di luar negeri.
Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Menkop UMKM) Teten Masduki mengatakan dia akan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk menyusun insentif pergudangan bagi peritel Indonesia yang berekspansi di luar negeri.
Dia menginginkan para peritel Indonesia dapat mengakses pergudangan di luar negeri dengan harga terjangkau. Pasalnya, pergudangan merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar untuk membantu peritel melakukan ekspansi ke luar negeri.
“Instruksi Presiden Joko Widodo sudah jelas, kita ingin peritel dan merek lokal kita mengisi mal-mal di luar negeri. Untuk itu kami akan siapkan insentif untuk membantunya. Sebab perusahan ritel adalah salah satu perantara bagi UMKM kita untuk berkembang dan berekspansi,” jelasnya, di sela-sela pembukaan Musyawaran Nasional Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) 2019, Kamis (31/10/2019).
Dia menargetkan dapat menerbitkan insentif tersebut pada tahun depan. Namun demikian dia belum dapat menjabarkan secara detail bentuk insentif tersebut. Pasalnya dia harus menyusun anggaran baru terlebih dahulu untuk memasukkan kebijakan tersebut dalam program kerja Kemenkop UKM.
“Namun bisa saja nanti Kementerian Keuangan membentuk badan layanan umum (BLU) untuk mewujudkan kebijakan tersebut. Untuk itu kami akan bahas lebih lanjut dengan Kemenkeu terkait dengan segala bentuk kemungkinan insentif pergudangan tersebut,” jelasnya.
Dia mengatakan dengan adanya peritel lokal yang berekspansi di luar negeri, diharapkan dapat membantu UMKM dalam negeri naik kelas. Di sisi lain, langkah itu dinilainya dapat membantu meningkatkan kinerja ekspor produk-produk Indonesia.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengaku menyambut baik langkah pemerintah tersebut. Dia mengaku salah satu kendala utama peritel dan merek-merek domestik berekspansi di luar negeri adalah pergudangan. Dia mengatakan, biaya pergudangan di luar negeri terbilang belum mampu dijangkau oleh seluruh peritel maupun perusahaan penyewa pusat perbelanjaan di Indonesia.
“Berdasarkan data kami, anggota Hippindo 50% di antaranya berskala menengah dan 30% lainnya berskala kecil. Tentu dengan adanya insentif pergudangan ini, ambisi merek-merek lokal untuk mengisi mal-mal di luar negeri makin mudah dicapai,” katanya.
Dia menyebutkan selain pergudangan, para peritel dan perusahaan penyewa pusat perbelanjaan Indonesia juga membutuhkan insentif lain. Menurutnya, insentif tambahan tersebut berupa biaya sewa mal, kredit lunak dan kemudahan syarat ekspor.
“Kalau insentif-insentif tersebut sudah terpenuhi, kami yakin target ekspansi kami di Asia, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur dapat tercapai. Sebab dari segi kesamaan kultur, negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Timur lebih mudah untuk kami jangkau,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan selama ini perusahaan ritel Indonesia lebih banyak berkutat di pasar dalam negeri. Ekspansi ke luar negeri pun baru dilakukan oleh sejumlah perusahaan.
“Dengan adanya insentif untuk pergudangan, saya yakin minat peritel domestik kita untuk berekspansi ke luar negeri akan makin tinggi. Namun ada juga hal lain yang tidak boleh dilupakan, yakni insentif di sisi logistik pengiriman barang. Kita masih cukup tertinggal dari negara lain untuk memperbaiki sisi logistik tersebut,” katanya.