Bisnis.com, JAKARTA – Sisa akhir tahun 2019, pemangku kebijakan fiskal perlu menjaga efektivitas belanja kelas menengah ke bawah dari dana bantuan sosial, serta menjaga daya beli.
Kepala Ekonom BCA David E. Sumual menyatakan, satu-satunya harapan pada 2 bulan terakhir tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tak anjlok di bawah 5% adalah konsumsi.
Dia menilai, saat ini investasi dan ekspor-impor terbukti tidak menorehkan prestasi yang baik. Sebaliknya, hanya konsumsi yang masih bisa terjaga pada kisaran 5%.
“Sekarang tinggal bagaimana belanja untuk kelas menengah ke bawah itu dipastikan efektif dari bantuan sosial yang sudah terkucur,” ujar David kepada Bisnis.com, Rabu (30/10/2019).
Dia pun berpendapat, tugas penting yang tersisa bagi pemangku kebijakan fiskal adalah menjaga daya beli melalui pengendalian inflasi di bawah 3,5%. Bisnis.com mencatat, dari inflasi sampai 24 Oktober 2019 berdasarkan Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia, adalah 3,19% (yoy).
David menilai, perkiraan inflasi itu sampai akhir Oktober 2019 ini masih tetap sama. Alhasil, dia yakin daya beli tetap terjaga selama belanja yang dilakukan efektif mendorong pertumbuhan.
Dia juga menilai, inflasi yang terkendali pada kisaran 3,1% sampai 3,2% Oktober 2019 ini menandakan efek kemarau tidak banyak mengganggu harga, khususnya harga pangan atau volatile foods. Dia menilai, antisipasi yang dilakukan pemerintah untuk menjaga stok barang dan harga pangan sudah dieksekusi dan dikerjakan dengan cukup baik.
“Ke depan sampai awal tahun depan tinggal bagaimana menjaga daya beli, untuk mengandalkan konsumsi. Beberapa catatan kami soal pangan yang berpeluang naik terbukti tak naik bulan ini, tetap yang perlu dijaga dengan hati-hati itu harga beras,” pungkas David.
Berdasarkan pantauan Bank Indonesia, kenaikan harga bulan ini disumbang oleh beberapa komoditas. Pertama, adalah inflasi daging ayam ras sebesar 0,06%, bawang merah inflasi 0,02%, dan inflasi dari rokok kretek filter sebesar 0,02%.
Sepanjang Oktober 2019 BI juga menemukan adanya sejumlah komoditas mengalami deflasi. Adapun deflasi disumbang oleh cabai merah sebesar 0,06%, telur ayam ras sebesar 0,04%, cabai rawit sebesar 0,03%, dan tarif dasar angkutan udara naik 0,02%. Alhasil, Bank Indonesia masih meyakini sampai akhir 2019 ini inflasi akan terkendali sesuai perkiraan di bawah 3,5%.