Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi impor yang dilakukan oleh Indonesia dalam rangka menekan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) ke depan.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pihaknya ke depan akan lebih selektif dalam mengimpor barang.
Pengurangan impor barang terutama disasarkan kepada barang impor yang barang substitusinya sudah tersedia di Indonesia. "Pada prinsipnya impor itu adalah untuk mengisi kekosongan," ujar Agus, Rabu (30/10/2019).
Impor ke depan akan difungsikan untuk mendukung kinerja ekspor Indonesia sehingga ke depan impor bahan baku akan tetap ditingkatkan dalam rangka menstimulus ekspor.
"Jadi di sini kebijakannya sesuai dengan visi misi presiden, kita arahkan segala sesuatu yang bisa menaikkan ekspor," kata Agus.
Lebih lanjut, Agus juga mengatakan bahwa pihaknya juga akan mengevaluasi perjanjian-perjanjian dagang yang tidak mendongkrak kinerja ekspor Indonesia terutama terkait CPO.
Menurutnya, masih terdapat banyak perjanjian dagang yang diskriminatif terhadap sawit sehingga perjanjian-perjanjian tersebut perlu dinegosiasi ulang.
Dalam negosiasi ulang tersebut, Agus mengatakan pihamnya juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk membantu rencana pemerintah dari sisi diplomatik.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi pun mengatakan bahwa untuk lima tahun ke depan telah pemerintah akan memprioritaskan penguatan diplomasi ekonomi sebagaimana tertuang dalam visi dan misi presiden.
Retno menerangkan ada tiga hal yang perlu dilaksanakan dalam rangka memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia 5 tahun ke depan.
Pertama, penyelesaian negosiasi-negosiasi bilateral dan multilateral ke depan perlu berkiblat pada kepentingan nasional.
Kedua, diplomasi ekonomi akan diarahkan untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar tradisional. Ketiga, diplomasi ekonomi juga diupayakan untuk menerobos pasar-pasar non-tradisional.
Retno mengaku bahwa pihaknya sudah melaksanakan diplomasi ekonomi untuk masuk ke pasar non-tradisonal kepada negara-negara Afrika dan ke depan cakupannya akan diperluas di negara-negara Amerika Latin, Karibia, Timur Tengah, dan Asia Selatan.
Selain tiga aspek tersebut, pemerintah juga mengupayakan untuk terus mengkapitalisasi pasar domestik Indonesia yang besar.
"Jadi jangan sampai pasar domestik ini hanya menjadi pasar bagi negara lain, pasar domestik harus menjadi leverage kita dalam melakukan engagement politik dengan negara lain," ujar Retno, Rabu (30/10/2019).