Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Perbatasan Didorong Jadi Penyangga Pangan Nasional

Kawasan perbatasan yang selama ini kurang tergarap dan sering terpinggirkan nyatanya menarik untuk dikembangkan pertaniannya.
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono

Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan perbatasan yang selama ini kurang tergarap dan sering terpinggirkan nyatanya menarik untuk dikembangkan pertaniannya.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Kementerian Pertanian Bambang Pamuji. Dia berpendapat kawasan perbatasan adalah akses terdekat untuk ekspor produk Indonesia ke luar negeri.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah perbatasan yang cukup banyak, antara lain dengan Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste.

"Saya yakin perbatasan bisa menjadi penyangga pangan nasional. Spiritnya adalah memberikan kesempatan bagi penduduk kawasan perbatasan membangun ekonomi pangan yang tepat," ujar Bambang di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Sejak 2016, Ditjen Tanaman Pangan telah memberikan fasilitasi rice milling unit (RMU) untuk meningkatkan kualitas produksi dan daya tawar petani. 26 unit RMU tersebar pada kawasan perbatasan di beberapa provinsi seperti Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. 

Dengan demikian, posisi tawar petani di kawasan tersebut lebih kuat. "Kawasan perbatasan dapat menjadi lumbung beras baik untuk domestik maupun ekspor," jelas Bambang.

Kepala Subbagian Kelembagaan Organisme Pengganggu Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Batara Siagian mengatakan penggunaan RMU bisa meningkatkan produksi. "Tanaman pangan, terutama produk beras organik menjadi salah satu primadona bagi kawasan perbatasan," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper