Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus 2019 Tumbuh Melambat

Melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (15/7/2019), ULN Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat sebesar US$393,5 miliar, terdiri dari ULN publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$196,3 miliar, serta ULN swasta, termasuk BUMN sebesar US$197,2 miliar.
Ilustrasi/Bisnis-Saeno M Abdi
Ilustrasi/Bisnis-Saeno M Abdi

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2019 tumbuh melambat dengan struktur yang sehat.

Melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (15/7/2019), ULN Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat sebesar US$393,5 miliar, terdiri dari ULN publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$196,3 miliar, serta ULN swasta, termasuk BUMN sebesar US$197,2 miliar.

BI menjabarkan, ULN Indonesia tersebut tumbuh 8,8% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,9% (yoy), terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran neto ULN.

“Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan oleh menurunnya posisi ULN publik dan ULN swasta dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya,” tulis BI dikutip Bisnis.com.

BI memerinci, ULN pemerintah tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. ULN pemerintah pada Agustus 2019 tumbuh 8,6% (yoy) menjadi sebesar US$193,5 miliar, melambat dari Juli 2019 yang tumbuh 9,7% (yoy).

Selain tumbuh melambat, posisi ULN pemerintah tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya karena berkurangnya posisi Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki oleh investor asing. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian di pasar keuangan global seiring dengan ketegangan perdagangan yang masih berlanjut dan risiko geopolitik yang meningkat.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 18,9% dari total ULN pemerintah, sektor konstruksi sebesar 16,4%, sektor jasa pendidikan sebesar 15,9%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,2%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 13,9%.

Terkait dengan ULN swasta tumbuh lebih rendah dari bulan sebelumnya, BI menjabarkan posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2019 tumbuh 9,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 12,6% (yoy).

Pelunasan utang dagang korporasi bukan lembaga keuangan mendorong penurunan posisi ULN swasta sebesar US$2,6 miliar menjadi US$197,2 miliar.

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,6%.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tulis BI.

Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Agustus 2019 sebesar 36,1%, membaik dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,1% dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” sambungnya.

BI juga menegaskan, peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper