Bisnis.com, JAKARTA -- Implementasi strategi pemasaran menggunakan layanan omnichannel harus dilakukan oleh peritel modern ritel jika ingin usahanya terus tumbuh di tengah perubahan perilaku konsumen yang terjadi saat ini, tak terkecuali bagi peritel modern yang bermain di segmen toko buku.
Toko buku merupakan salah satu segmen ritel modern yang harus menghadapi tantangan yang cukup besar di Tanah Air. Selain harus melawan platform dagang el atau e-commerce yang menawarkan kemudahan berbelanja buku dengan harga bersaing, peritel modern di segmen ini juga harus menghadapi rendahnya tingkat literasi atau minat baca yang sepertinya sudah mandarah daging.
Merespons hal tersebut, PT Gramedia Asri Media selaku pemilik jaringan toko buku Gramedia meluncurkan strategi pemasaran omnichannel melalui layanan Gramedia GO yang dikembangkan bersama dengan PT Gramedia Digital Nusantara.
Layanan yang diluncurkan pada Senin (14/10) di Jakarta ini merupakan pengembangan dari platform e-commerce Gramedia yang bisa diakses melalui laman web www.gramedia.com dan aplikasi di ponsel pintar berbasis Android dan iOS.
Operation and Tenant Management Director PT Gramedia Asri Media V. Sugiarto menjelaskan layanan Gramedia GO menawarkan dua layanan baru yang mempermudah pelanggan memperoleh buku yang mereka inginkan secara langsung di toko Gramedia maupun daring. Layanan tersebut adalah Pick Up in Store dan Order from Store.
Melalui layanan Pick Up in Store pelanggan dapat memesan buku yang diinginkan melalui laman web atau aplikasi kemudian mengambil buku yang dipesan di toko Gramedia terdekat. Namun, untuk sementara layanan ini baru tersedia di toko Gramedia Matraman, Jakarta Timur.
Layanan Order from Store pelanggan dapat memesan buku yang diinginkan secara langsung di 119 toko Gramedia yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian buku yang telah dipesan akan dikirimkan menggunakan layanan kurir KGxpress.
“Dengan lebih dari 25.000 judul buku yang dimiliki Gramedia GO maka koleksi buku di setiap toko Gramedia menjadi sama dan mudah diakses, sehingga layanan ini membantu pelanggan mendapatkan buku yang diinginkan ketika tidak tersedia di toko Gramedia yang ada di tempat dia berada,” kata Sugiarto
Menurut Sugiarto layanan yang mulai diperkenalkan sejak awal Oktober 2019 itu mendapatkan respon positif dari pelanggan. Dia menyebut saat ini sudah lebih dari 2.000 transaksi yang dilakukan melalui layanan Gramedia GO, sebagian besar diantaranya adalah transaksi dari layanan Order from Store.
Untuk saat ini, Gramedia GO hanya bisa digunakan untuk melakukan pemesanan buku saja. Namun, Sugiarto menyebut tidak menutup kemungkinan kedepannya Gramedia GO bisa digunakan untuk pemesanan produk non buku yang saat ini dijual di toko Gramedia.
“Kemungkinan [demikian], karena saat ini porsi dan pendapatan dari produk buku dan non buku di toko Gramedia sudah sama, 50% buku dan 50% non buku. Tetapi diharapkan dengan adanya Gramedia GO ini [pendapatan] dari buku bisa meningkat,” ungkapnya.
Selain itu, Sugarto berharap layanan Gramedia GO dapat memperkecil kesenjangan literasi yang ada di Tanah Air. Dia menyebut layanan Gramedia GO juga memungkinkan pelanggan menjadi mitra dan ikut memasarkan buku-buku yang dijual di toko Gramedia.
“Pelanggan bisa menjadi mitra kami memasarkan buku-buku yang ada di toko Gramedia. Termasuk juga toko buku yang ada di kota-kota kecil yang belum kami masuki, koleksi buku mereka bertambah, mempermudah penjualan mereka, dan tentunya memperkecil kesenjangan literasi,” ujarnya.
Sementara itu, Chief Marketing Office PT Gramedia Digital Nusantara Ayu Razumova mengatakan strategi pemasaran omnichannel jaringan toko buku milik Kompas Gramedia Group ini sebenarnya sudah disiapkan sejak beberapa tahun lalu. Menurutnya strategi tersebut mau tak mau harus diimplementasikan oleh peritel modern untuk menghadapi perubahan lanskap bisnis akibat disrupsi digital.
“Omnichannel ini sudah sudah sejak tiga tahun lalu mulai diimplementasikan oleh peritel modern. Namun, Gramedia memilih untuk mengembangkan dan meluncurkan omnichannel secara perlahan untuk melihat bagaimana impact-nya, awalnya mulai dari layanan Pick Up in Store. Kemudian kami siapkan Order on Store, barulah setelah itu dikemas menjadi Gramedia GO,” pungkasnya.
Consumer Behaviour Experr and Executive Director Retail Service Nielsen Indonesia Yongky Susilo menyebut ritel modern di segmen toko buku di Indonesia masih punya prospek cukup baik. Pasalnya, buku mempunyai pangsa pasar tersendiri yang tak terpengaruh perkembangan zaman.
Namun, dia tak menampik bahwa saat ini ritel modern di segmen tersebut perlu beradaptasi dengan mengimplementasikan strategi pemasaran omnichannel agar tak ditinggalkan pelanggannya. Selain itu, diperlukan pula sesuatu yang menarik untuk menarik perhatian pelanggan
"Toko buku, diperlukan kolaborasi digital experience dan store experience. Bisa juga ditambah dengan resto atau kafe yg trendy untuk menarik kedatangan pengunjung. Selain itu jual juga produk-produk yang unik seperti hiasan atau gifts unik," ujarnya.
Yongky menambahkan peritel modern toko buku harus mampu mengetahui kebiasaan pelanggan dan data pribadi berupa kontak untuk menawarkan buku-buku yang relevan sesuai dengan keinginan mereka.