Bisnis.com, JAKARTA — Hong Kong yang merupakan salah satu kota dengan harga properti tertinggi di dunia terpaksa menurunkan harga pasarannya lantaran terjadinya demonstrasi dan efek perang dagang China dan Amerika Serikat.
Seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (10/10/2019), berita salah satu pengembang Hong Kong, Sun Hung Kai Properties mengatakan bahwa harga properti di kotanya mulai tertekan. Pertumbuhan harganya nyaris stagnan bahkan harus turun sampai 25 persen dari harga pasaran.
Pengembang itu menyebutkan bahwa harga saat ini sama dengan harga 2 tahun lalu. Harga hunian terpaksa ditawarkan lebih rendah karena sentimen pasar Hong Kong yang jadi negatif lantaran adanya unjuk rasa besar-besaran.
Selain itu, perang dagang antara China dan Amerika Serikat sejak awal 2018 juga turut menjadi hambatan.
“Harga properti saat ini seperti melangkah mundur, terpaksa karena pasarnya melambat selama beberapa bulan terakhir,” ujar Deputy Managing Director Sun Hung Kai Properties Victor Lui.
Menurut Lui, pembeli potensial dan investor terus memasang sentimen melihat dan menunggu dan hal itu masih akan terus berlanjut.
Baca Juga
Lui mengatakan bahwa harga properti yang ditawarkan oleh Sun Hung Kai Properties terbilang cenderung tidak naik jika dibandingkan dengan penawaran pertama proyek yang sama.
Saat merilis fase kedua, pengembang menawarkan harga HK$21.152 atau setara dengan sekitar Rp38 juta per kaki persegi pada November 2017. Harga ini kemudian turun 9,10 persen pada Agustus 2018.