Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) menyatakan sejumlah di Sumatra bagian utara berpotensi melakukan penanaman sawit dalam waktu dekat menyusul kondisi cuaca dengan curah hujan yang baik.
Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung menuturkan peremajaan di wilayah lain secara luas tetap bakal berlangsung ketika musim hujan tiba pada November mendatang.
"Kalau di Sumatra Utara sudah mulai persiapan 15 hari lalu. Saya pikir minggu depan sudah bisa mulai, di sana sudah ada sebaran hujan," kata Gulat kepada Bisnis, Selasa (24/9/2019).
Gulat menjelaskan ketersediaan air merupakan kunci dalam penanaman bibit sawit. Untuk daerah seperti Riau dengan tingkat kemarau yang ekstrem, tahap peremajaan baru sebatas persiapan lahan.
"Dimulai dari penumbangan, tahap ini membutuhkan waktu yang lama. Untuk 100 sampai 200 hektare [ha] itu bisa membutuhkan waktu paling tidak sebulan. Setelah itu, memancang dan menanam, selisihnya hanya satu minggu kira-kira," papar Gulat.
Ia sendiri memperkirakan penanaman untuk peremajaan dalam skala besar bakal terealisasi pada pertengahan November jika penumbangan sawit tua dimulai akhir September ini.
"Sejauh ini di Sumatra [kebanyakan] masih dalam proses pengerjaan. Di komunikasi grup kami di Sumut sudah melakukan proses penumbangan. Kalau untuk penanaman bibit, yang kemaraunya parah itu kan di Riau. Di Sumut tidak seekstrem itu cuacanya," sambungnya.
Bantuan dana peremajaan sendiri disalurkan kepada lahan milik petani rakyat dengan besaran Rp25 juta setiap ha. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan maksimal lahan petani yang menerima bantuan ini seluas 4 ha dan mencakup bantuan untuk proses penumbangan sawit dan penyediaan bibit bersertifikasi dengan potensi produktivitas sebesar 9 ton/ha/tahun.