Bisnis.com, JAKARTA - Angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang diproyeksikan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (EOCD) dipandang masih baik oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Seperti diketahui, EOCD telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari pada Mei 2019 sebesar 5,1% menjadi 5% untuk 2019 dan 2020.
Menurut Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro, revisi ini merupakan hal yang lumrah mengingat kondisi perkonomian global sedang mengalami penurunan.
"Pasti banyak negara yang penurunannya lebih besar dibandingkan kita," ujar Bambang, Senin (23/9/2019).
Secara global, EOCD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019 hanya 2,9%, terpangkas 0,3% apabila dibandingkan dengan proyeksi pada Mei 2019.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara OECD lain, hanya China dan India yang diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari Indonesia baik untuk tahun ini maupun tahun depan.
Bambang mengatakan bahwa ke depan sudah cukup banyak stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah.
Hal ini ditambah pula dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga selama 3 bulan terakhir dan serta relaksasi loan to value/financing to value (LTV/FTV) yang bakal memiliki dampak lebih maksimal tahun depan.
"Pembangunan ibu kota juga akan memberikan stimulus investasi pada 2020," ujarnya.