Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas : Revisi Pertumbuhan Ekonomi oleh OECD Masih Wajar

Seperti diketahui, EOCD telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari pada Mei 2019 sebesar 5,1% menjadi 5% untuk 2019 dan 2020.
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menjawab pertanyaan saat wawancara tentang rencana pemindahan lokasi ibu kota, di Kantor Kementerian PPN, Jakarta, Selasa (30/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menjawab pertanyaan saat wawancara tentang rencana pemindahan lokasi ibu kota, di Kantor Kementerian PPN, Jakarta, Selasa (30/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang diproyeksikan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (EOCD) dipandang masih baik oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Seperti diketahui, EOCD telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari pada Mei 2019 sebesar 5,1% menjadi 5% untuk 2019 dan 2020.

Menurut Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro, revisi ini merupakan hal yang lumrah mengingat kondisi perkonomian global sedang mengalami penurunan.

"Pasti banyak negara yang penurunannya lebih besar dibandingkan kita," ujar Bambang, Senin (23/9/2019).

Secara global, EOCD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019 hanya 2,9%, terpangkas 0,3% apabila dibandingkan dengan proyeksi pada Mei 2019.

Apabila dibandingkan dengan negara-negara OECD lain, hanya China dan India yang diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari Indonesia baik untuk tahun ini maupun tahun depan.

Bambang mengatakan bahwa ke depan sudah cukup banyak stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah.

Hal ini ditambah pula dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga selama 3 bulan terakhir dan serta relaksasi loan to value/financing to value (LTV/FTV) yang bakal memiliki dampak lebih maksimal tahun depan.

"Pembangunan ibu kota juga akan memberikan stimulus investasi pada 2020," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper