Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan tidak ingin terburu-buru dalam penanganan tumpahan minyak di sumur YYA-1, Blok Offshore North West Java (ONWJ), karena ingin memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Direktur Operasi dan Produksi sekaligus Commander Incident PHE Taufik Adityawarman mengatakan meskipun pengeboran sumur penyumbat dengan sumur YYA-1 tinggal menyisakan 46 cm, pihaknya tidak dapat mempercepat pengeboran.
“Kami tidak ingin lengah dan ceroboh. Jadi, target akhir September untuk intercept bisa kami capai,” ujarnya, Jumat (20/9/2019).
Menuju tahap pemintasan (intercepting), Taufik menjelaskan ada beberapa tahap yang perlu ditempuh.
Tim pengeboran akan terlebih dahulu mencabut rangkaian pengeboran ke permukaan (pull out of hole). Setelah itu, dilakukan tes kekuatan formasi (formation integrity test) agar pengeboran tidak menyasar ke formasi yang lemah.
Pihaknya juga akan melakukan rangkaian pengeboran (bottom hole assembly) dan memasukkan rangkaian pengeboran ke dalam lubang sumur (run in hole). Setelah fase pemintasan terealisasi, barulah penutupan sumur dilakukan dengan dipompanya lumpur berat ke Sumur YYA-1.
“Butuh 2x24 jam untuk injeksi lumpur berat, kemudian pemantauan dan sekitar 9 hari setelahnya bisa plug and abandonement [mematikan sumur secara permanen],” tambahnya.
Dalam upaya mematikan sumur secara permanen, pihaknya akan menambahkan peralatan blow out intervention dan dilakukan penyemenan. Dengan begitu, Sumur YYA-1 bisa aman ditinggalkan, yakni tidak ada tekanan lagi yang menyebabkan semburan minyak.