Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) mengaku masih melakukan studi terkait transmisi daya arus searah tegangan tinggi atau high voltage direct current (HVDC) sebagai sistem yang interkoneksi antara Sumatra dan Jawa.
Adapun HVDC digadang-gadang menjadi salah satu infrastruktur kelistrikan yang akan meningkatkan keandalan dan stabilitas sistem Jawa bagian barat dan timur. Terlebih pasca-blackout yang terjadi pada Minggu (4/9/2019) lalu, pemasangan HVDC menjadi salah satu proyek yang dikejar realisasinya untuk memperkuat sistem kelistrikan Jawa bagian barat.
HVDC rencananya akan dipasang di jalur utara dan selatan area Jawa Tengah.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019 -2028, HVDC yang merupakan interkoneksi point to point jarak jauh melalui laut dan berkapasitas besar dengan mengadopsi tegangan 500 kilovolt (kV) direct current (DC).
Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdiharto mengatakan butuh waktu sekitar 6 bulan untuk melakukan studi pemasangan HVDC tersebut. Hal ini lantaran terjadi perbedaan parameter dari konsep HVDC sebelumnya dengan yang akan dipasang sekarang.
Studi dilakukan sejak September 2019 dan diperkirakan akan rampung pada Februari 2019. Setelah studi rampung, PLN akan memastikan apakan desain maupun konstruksi mampu dikerjakan atau tidak.
"Tergantung hasil studinya seperti apa," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/9/2019).
Sementara itu, PLN juga sedang mengejar realisasi tol listrik Sumatra tahap II yang ditargetkan rampung pada 2023 atau 4 tahun pasca tol listrik tahap I beroperasi.
Saat ini, PLN sedang melakukan perencanaan dan detail engineering design (DED) untuk proyek tahap II. Secara paralel, PLN juga melakukan pembebasan lahan untuk wilayah yang akan dilalui tol listrik tahap II tersebut.
"Saat ini sudah selesai dari Lahat sampai Sumatera Utara, sudah beroperasi dengan baik, nanti kita lanjutkan dari Lampung ke Sumatera Selatan," tutur Wiluyo.