Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran LPG Bersubsidi Perlu Pengawasan Eksternal

Penyaluran LPG bersubsidi dengan ukuran 3 kilogram memerlukan pengawasan dari institusi eksternal seperti BPH Migas untuk memastikan kuota penyaluran tidak melebihi target.
Warga antre membeli gas elpiji subsidi saat digelar operasi pasar Pertamina di Polsek Pontianak Barat, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (17/12/2018)./ANTARA-Jessica Helena Wuysang
Warga antre membeli gas elpiji subsidi saat digelar operasi pasar Pertamina di Polsek Pontianak Barat, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (17/12/2018)./ANTARA-Jessica Helena Wuysang

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran LPG bersubsidi dengan ukuran 3 kilogram memerlukan pengawasan dari institusi eksternal seperti BPH Migas untuk memastikan kuota penyaluran tidak melebihi target.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Fahmi Radhi mengatakan kelemahan penyaluran LPG bersubsidi adalah tidak ada mekanisme pengawasan seperti penyaluran BBM bersubsidi. Menurutnya, ini salah satu penyebab distribusi LPG 3 kg acap kali tidak tepat sasaran.

"Karena penyaluran LPG bersubsidi secara terbuka, kemudian jalur distribusi sudah ditentukan Pertamina, sampai ke pengguna akhir ada penyimpangan. Di sini perlu ada pengawasan yang ditingkatkan," katanya, Rabu (18/9/2019).

Menurutnya, jika pengawasan atau pembatasan kuota, maka jebolnya kuota berpotensi terjadi. Fahmi pun menyarankan agar pemerintah mengubah sistem distribusi terbuka menjadi distribusi tertutup. 

"Saya juga menyayangkan kenapa BPH Migas hanya melakukan pengawasan untuk BBM bersubsidi saja, tidak dengan LPG," tambahnya.

Sebelumnya, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan telah menyelesaikan seluruh tahap uji coba penyaluran gas LPG 3 kg secara tertutup menggunakan teknologi biometrik dan voucher elektronik.

Adapun penyaluran subsidi LPG dalam kurun waktu 4 tahun terakhir meningkat signifikan. Pada 2015, penyaluran subsidi LPG 3 kg senilai Rp26 triliun dan telah melonjak jadi Rp64 triliun pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper