Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengklaim telah melakukan pengembangan fasilitas penyimpanan LPG harian untuk meningkatkan keandalan pasokan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan sejak adanya program konversi minyak tanah ke LPG pada 2007, pihaknya terus melakukan pengembangan. Adapun pembangunan fasilitas penyimpanan dilakukan bertahap.
"Secara bertahap pasti kami lakukan, banyak depot-depot yang sudah kami kembangkan," tuturnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (18/9/2019).
Sayangnya, Pertamina belum memaparkan total hasil pengembangan fasilitas penyimpanan LPG yang telah terbangun. April lalu, Pertamina baru memulai proses pembangunan empat terminal LPG untuk wilayah timur Indonesia, yakni Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT), Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB), Ambon di Maluku, dan Jayapura di Papua.
Adapun keempat lokasi ini nantinya akan dibangun dengan jumlah kapasitas tangki LPG yang berbeda-beda. Terminal LPG Kupang akan dibangun dengan kapasitas 2 x 500 MT, terminal LPG Bima 1 x 1.000 MT, terminal LPG Ambon 2 x 1.000 MT, dan terminal LPG Jayapura 2 X 1.000 MT.
Untuk pembangunan keempat terminal LPG tersebut, Pertamina mengalokasikan anggaran lebih dari Rp1,2 triliun.
Baca Juga
Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I/2019 (IHPS I 2019) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), penyaluran LPG dinilai belum efektif.
Salah satu yang disinggung dalam ikhtisar tersebut terkait sarana dan fasilitas eksisting milik Pertamina yang belum sepenuhnya memadai untuk meng-cover kapasitas stok LPG nasional dan ketahanan stok LPG nasional harian.