Bisnis.com, JAKARTA -- Hasil remitansi pekerja migran Indonesia diyakini bisa membantu mengecilkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Dilansir dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dari Bank Indonesia mengungkapkan bahwa pendapatan sekunder pada kuartal II/2019 menyumbang US$2,1 miliar untuk surplus keseluruhan neraca pembayaran kuartal yang sama.
Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan menyatakan bahwa penerimaan transfer personal dalam bentuk remitansi yang diperoleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) salah satu penolong NPI. Salah satu caranya dari penguatan akses sumber daya manusia (SDM) bekerja di luar negeri.
"Pekerja migran ini menurut kami bisa didorong sebagai sumber devisa untuk Indonesia," kata Panji di Plaza Mandiri, Senin (9/9/2019).
Dia menyatakan hal ini sejalan dengan visi pemerintah baru yang meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Terutama dalam rangka memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
"Nanti tinggal disesuaikan saja dengan negara tujuan, mereka dilengkapi dengan bahasa dari sana," ungkapnya.
Panji juga menegaskan, beberapa sektor yang prospektif adalah yang didorong oleh berbagai program pemerintah. Misalnya saja; sector jasa kesehatan, farmasi, pendidikan, ekonomi kreatif, dan pariwisata.
Panji juga optimistis pertumbuhan sektor infrastruktur ke depan masih akan baik. Selain itu, masih ada beberapa sektor lain yang memiliki prospek baik, yaitu sektor perdagangan fast moving consumer goods (FMCG), dan sektor telekomunikasi sejalan dengan membaiknya daya beli masyarakat dan terus peningkatan penetrasi pengguna internet.
"Kami juga yakin peran Bank Indonesia dalam mengelola kebijakan moneter dan peran pemerintah dalam mengelola kebijakan, akan menghasilkan bauran kebijakan yang efektif dalam mendorong perekonomian nasional," terangnya.