Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kembali Coba Gaet Investasi dari Rusia

Setelah mengajak Rusia dalam proyek Kereta Api Borneo, pemerintah kembali mengajak Rusia berinvestasi di Indonesia melalui skema KPBU dan PINA.
Pekerja beraktivitas di sebuah proyek, di Jakarta Timur, Selasa (16/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di sebuah proyek, di Jakarta Timur, Selasa (16/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah mengajak Rusia dalam proyek Kereta Api Borneo, pemerintah kembali mengajak Rusia berinvestasi di Indonesia melalui skema KPBU dan PINA.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi Rusia untuk Indonesia telah mencapai US$2,18 juta. Padahal dibandingkan dengan data Asean, jumlah total perdagangan Asean dan Rusia meningkat dari US$11,96 miliar pada 2016 menjadi sebesar US$16,74 miliar pada 2017.

Angka ini menunjukkan bahwa Rusia merupakan salah satu dari delapan mitra dagang terbesar bagi Asean. Di samping itu, Rusia juga merupakan investor terbesar kesepuluh untuk negara-negara Asean.

Melalui siaran pers diterima Bisnis.com, Minggu (8/9/2019), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan rencana pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia memberikan peluang bagi para investor keuangan dan strategis untuk masuk dan meningkatkan dukungan investasi di Indonesia.

"Saya percaya, hal ini juga menjadi peluang besar bagi investor dan pebisnis Rusia untuk dapat meningkatkan skala investasi di Indonesia,” jelas Bambang dalam Russia–Asean Business Dialogue, Jumat (6/9/2019).

Dalam bidang infrastruktur, Bambang memandang sektor energi sebagai area yang menjanjikan untuk menjalin kerja sama antara Rusia dan negara-negara Asean.

Kerja sama ini juga makin diperkuat dengan pengesahan Rencana Kerjasama Energi ASEAN-Rusia 2016-2020.

Sementara itu, di bidang energi baru terbarukan, negara-negara Asean dan Indonesia khususnya juga dapat belajar praktik baik dari Rusia.

Untuk itu, Bambang berharap Rusia dan Indonesia memperkuat kerja sama ekonomi serta memperluas di bidang-bidang yang saling menguntungkan di antara kedua negara sehingga bisa menghasilkan inisiatif-inisiatif yang dapat berdampak positif bagi ASEAN, Rusia, dan khususnya Indonesia.

Guna mendorong kontribusi sektor swasta dalam membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, Indonesia telah memulai pendekatan pembiayaan inovatif yang mendorong sinergi anggaran negara dan swasta, yakni Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

Adapun skema KPBU mencakup siklus keseluruhan proyek infrastruktur, dari tahap perencanaan hingga tahap transaksi. Di mana suatu proyek ditenderkan dan diperkirakan akan mencapai financial closing sebelum dibangun dan dioperasikan.

KPBU dan PINA juga dapat digabungkan dalam implementasi proyek. Bambang memerinci bahwa peran KPBU sangat penting dalam perencanaan, persiapan hingga perjanjian utama ditandatangani. Sementara itu, PINA juga berperan penting dalam membantu proses pembiayaan untuk mencapai financial closing, terutama pada proyek dengan Internal Rate Return (IRR) di atas 13 persen.

Bambang menyebut Indonesia telah mengembangkan paradigma baru dalam berinvestasi di bidang infrastruktur, di mana alokasi anggaran negara menjadi sumber daya terakhir untuk membangun infrastruktur atau untuk membayar kembali pembiayaan investasi awal.

Untuk itu, pemerintah secara sistematis memanfaatkan pembiayaan sektor swasta dan akan lebih memaksimalkan pembiayaan alternatif untuk pembangunan.

"Gabungan skema KPBU dan PINA ini sangat penting untuk memajukan sejumlah besar proyek pada pipeline setiap skema menuju financial close dan pada akhirnya konstruksi dan tahap operasional," ungkap Bambang.

Hingga saat ini, skema KPBU memiliki 86 proyek dengan nilai estimasi lebih dari US$40 miliar dalam pipeline, sedangkan skema PINA memiliki 30 proyek dengan nilai estimasi lebih dari US$50 miliar dalam pipeline.

Asal tahu saja, Russia–ASEAN yakni forum meningkatkan kerja sama perdagangan, ekonomi dan investasi antara Rusia dan Asean yang diselenggarakan sebagai rangkaian Eastern Economic Forum, di Vladivostok, Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper