Bisnis.com, JAKARTA -- PT Putra Rajawali Kencana memprediksi prospek jasa transportasi darat berbasis jalan masih sangat menjanjikan menyusul masifnya pembangunan infrastruktur dan ekspansi pabrik sejumlah perusahaan besar.
Direktur Utama PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) Ariel Wibisono menuturkan dalam beberapa tahun mendatang, populasi angkutan barang nasional diprediksi tumbuh 50 persen per tahun.
“Pasar dan fasilitasnya juga sudah ada, sehingga pertumbuhan harus meningkat. Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah. Setelah infrastruktur tuntas, tentunya pemerintah berniat memacu ekonomi," ujar Ariel dalam keterangan resmi, Selasa (3/9/2019).
Menurutnya, pemerintah telah merampungkan pembangunan tol Trans-Jawa yang membentang dari Merak hingga Probolinggo sepanjang 969 kilometer (km).
Fasilitas itu masih didukung sistem logistik nasional yang terintegrasi akan mempermudah dan mempercepat arus pengiriman barang dengan menggunakan truk.
Dari sisi pasar, dia menerangkan proyek pembangunan pemerintah terus meningkat dan kebutuhan serta konsumsi ritel tumbuh sebesar 5 persen-6 persen per tahun. Ini akan mendongkrak permintaan jasa pengiriman barang.
Khusus di Jawa, katanya, omzet bisnis pengangkutan dengan truk 2019 diprediksi mencapai Rp1 triliun. Pada tahun depan, jumlahnya diprediksi naik 50 persen menjadi Rp 1,5 triliun. Tren ini akan terus berlanjut hingga empat tahun berikutnya.
Menurutnya, pengusaha truk kini dapat bersinergi dengan angkutan multimoda, seperti kereta api dan tol laut. Dengan demikian, proses pengiriman barang dapat menjangkau lintas provinsi dan pulau.
"Masa depan bisnis truk akan cerah terus. Artinya, order akan tetap ada dan proses bisnis juga terbantu dengan adanya geliat infrastruktur," paparnya.
Dia optimistis volume yang terus meningkat akan diimbangi kecepatan pengiriman yang disinergikan dengan antarmoda lainnya. Dengan demikian, bisnis truk akan menjadi primadona, karena truk menjelma menjadi urat nadi ekonomi nasional.
Dia menyarankan pemerintah perlu merilis kebijakan kondusif, seperti monitoring jembatan timbang yang ditempatkan langsung di pintu keluar masuk area industri sebagai tempat yang lalu lintas barangnya padat.
Dengan begini, aturan-aturan dan regulasi pemerintah mengenai pembatasan berat dapat tersampaikan ke pemangku kepentingan, industri penghasil serta industri pemilik barang.
Dia juga menyarankan klasifikasi barang dapat dipetakan seperti layaknya kontainer, yakni jenis kargo umum dan kargo khusus. Tujuannya agar kapasitas dan berat dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengelompokan jenis barang, termasuk pengawasan dan pengaturan di jembatan timbang.