Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISEI : Industri dan Pariwisata Harus Jadi Tulang Punggung

Agar terbebas dari jerat pertumbuhan ekonomi hanya 5% dalam jangka menengah, Indonesia perlu penguatan modal sektor industri pengolahan dan jasa pariwisata.
Pengunjung berendam di kolam air panas alami di resor Toya Devasya, yang bersumber langsung dari Gunung Batur, Kintamani, Bangli, Bali, Selasa (4/6/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Jawa-Bali 2019
Pengunjung berendam di kolam air panas alami di resor Toya Devasya, yang bersumber langsung dari Gunung Batur, Kintamani, Bangli, Bali, Selasa (4/6/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Jawa-Bali 2019

Bisnis.com, JAKARTA -- Agar terbebas dari jerat pertumbuhan ekonomi hanya 5% dalam jangka menengah, Indonesia perlu penguatan modal sektor industri pengolahan dan jasa pariwisata.

Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), merangkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dalam menghadapi resesi ekonomi global, Indonesia masih bisa bertumpu pada industri pengolahan dan jasa pariwisata.

Hal ini sebagai solusi akibat tren perdagangan dunia melambat, karena kecenderungan proteksionisme dalam momentum perang dagang.

Saat ini seluruh dunia masih bergulat dengan revolusi teknologi digital. Alhasil sektor pariwisata bisa menjadi alternatif yang potensial menarik arus modal masuk ke Indonesia.

Namun cara mengelola industri dan pariwisata adalah dengan memperkuat permintaan dan penawaran. Salah satu strateginya adalah dengan memanfaatkan ekonomi digital.

"Sumber pertumbuhan ekonomi baru didorong, industri pengolahan dan pariwisata itu prospektif," paparnya di Konferesi Pers usai Sidang Pleno ke XX, Rabu (28/8/2019).

Oleh sebab itu penguataan permintaan dan penawaran hanya bisa terwujud dengan sumber pembiayaan yang mumpuni. Adapun strategi bank sentral adalah dengan pendalaman pasar keuangan.

"Hal itu ditunjang pula dengan perbaikan iklim investasi, PMA, dan termasuk mengenai ekonomi keuangan digital," tuturnya.

Ke depan dengan beralihnya ekonomi ke sektor jasa pariwisata dan industri pengolahan maka Indonesia tidak terkonsentrasi atau hanya bertumpu pada komoditas.

"Dengan demikian biar struktur ekonomi lebih sehat," jelas Perry.

Asal tahu saja, hasil kajian dan artikel ilmiah ISEI, akan merespons tantangan perekonomian global maupun domestik. Nantinya hasil kajian yang disusun dalam jangka pendek hingga jangka menengah ini akan merumuskan strategi menghadapi perlambatan ekonomi global.

Kajian tersebut akan menjadi white paper atau rekomendasi kepada pemerintah dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper