Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepemilikan Pemerintah atas TubanPetro Bakal Capai 95,9 Persen

Pemerintah bakal memiliki 95,9% dari saham PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro).
Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Racmatarwata (kiri), Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir  (Pali) Heri Amalindo (tengah), disaksikan Ketua DPRD Pali  Soemarjono bersiap menandatangani naskah hibah penyerahan kelolaan barang milik negara, di Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Racmatarwata (kiri), Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Heri Amalindo (tengah), disaksikan Ketua DPRD Pali Soemarjono bersiap menandatangani naskah hibah penyerahan kelolaan barang milik negara, di Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bakal memiliki 95,9% dari saham PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro).

Sebelumnya, pemerintah telah memiliki saham atas TubanPetro sebesar 70%.

Hal ini dilakukan dengan mengonversikan utang MYB TubanPetro yang mencapai Rp3,2 triliun menjadi tinggal Rp700 miliar yang diangsur selama 10 tahun ke depan.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata mengatakan, saat ini pemerintah sedang berproses untuk pembentukan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai konversi utang menjadi saham tersebut.

"Tadi kami laporkan bahwa proses sedang berjalan. Memang dalam prosesnya kita butuh kehati-hatian, tapi sekarang sudah selesai," ujar Isa, Kamis (22/8/2019).

Isa pun mengatakan bahwa pemerintah bakal menyelesaikan PP tersebut tahun ini karena UU No. 12/2018 tentang APBN 2019 sudah mengamanatkan konversi utang tersebut.

Sesuai dengan Pasal 33 ayat 2, pemerintah bakal melakukan penambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada TubanPetro dalam rangka menunjang pengembangan industri petrokimia nasional.

Di lain pihak, Direktur Utama TubanPetro Sukriyanto mengatakan bahwa seluruh kementerian terkait sudah sepakat untuk menambah kepemilikan pemerintah pada TubanPetro sejak Maret 2019.

Adapun yang selama ini membuat penambahan saham pemerintah cukup lama adalah evaluasi baik dari sisi makro maupun dari sisi industri dan hal ini menurutnya memang membutuhkan waktu.

Selain itu, kementerian terkait juga perlu membubuhkan paraf atas PP tersebut sebelum presiden menandatangani PP tersebut dan diundangkan.

Dengan ini, Sukriyanto mengatakan TubanPetro bakal meningkatkan kapasitas produksinya dari polypropylene dari 240.000 menjadi 300.000.

Lebih lanjut, Sukriyanto juga mengatakan bahwa bakal ada pabrik baru yang dibangun dengan kapasitas produksi yang sama.

Ke depannya, TubanPetro dapat difungsikan untuk memproduksi bahan baku kimia dasar yakni benzene, toulene, dan xylene.

Produksi dari ketiga bahan kimia dasar tersebut diharapkan mampu menekan impor benzene, toulene, dan xylene yang 75% merupakan bahan impor.

"Kalau itu jalan, akan sangat membantu neraca dagang sehingga tidak defisit terus," ujar Sukriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper